REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Advokasi #IndonesiaVSMafiaBola, Muhammad Isnur, menyatakan kompetisi Liga Indonesia telah diatur oleh mafia sepak bola. Ia menyatakan pola pengaturan skor dan praktek suap yang terjadi di kompetisi Indonesia ternyata telah berlangsung sejak 2010.
Tanpa merasa sungkan, ia mengatakan hal itu diketahuinya setelah kedatangan klien berinisial BS. BS, kata dia, mantan pemain dan pelatih sepak bola yang terlibat dalam jaringan mafia sepak bola.
''Peranan BS sangat penting dalam jaringan mafia internasional, yakni sebagai penghubung para bandar di Singapura dan Malaysia. Sebanyak 15 laga, tersebar di tiap divisi, bahkan tim-tim besar ISL juga ada yang terlibat,'' kata Isnur di kafe 3 Wise Monkeys, Jakarta, Selasa (16/6).
Meski menyebut BS sebagai salah satu operator mafia sepak bola namun dalam jumpa pers tersebut tim advokasi tak bisa menghadirkan yang bersangkutan. Dalih yang digunakan adalah faktor keamanan bagi BS.
Isnur menjelaskan kasus itu sudah dilaporkan BS kepada Bareskrim. Dalam laporannyadisertai sejumlah bukti, termasuk nomor rekening dan rekaman percakapan. Diantaranya delapan nomor rekening milik BS yang di dalamnya terdapat bukti transaksi aliran dana pengaturan skor.
''Kami berharap pihak kepolisian dapat mengungkap aliran tersebut dan menangkap pelaku mafia sepak bola,'' ujarnya.