Kamis 18 Jun 2015 05:18 WIB

Nilai Tukar Rupiah Terus Tertekan, Ini Argumen Gubernur BI

Rep: C91/ Red: Erik Purnama Putra
 Petugas menunjukkan mata uang rupiah di tempat penukaran mata uang, Jakarta, Jumat (5/6).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Petugas menunjukkan mata uang rupiah di tempat penukaran mata uang, Jakarta, Jumat (5/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, nilai tukar rupiah yang saat ini di kisaran Rp 13.300 per dolar AS menandakan mata uang Indonesia tersebut cukup tertekan. Menurut dia, Indonesia kini mempunyai tantangan di defisit transaksi berjalan serta risiko inflasi.

Sebelumnya Dana Moneter Internasional (IMF) mengingatkan kepada setiap negara untuk menjaga di sisi makronya agar stabil. "Ya secara umum kita sependapat, kita memang tidak hanya bisa melihat kondisi dalam negeri. Kalau kondisi dunia kan kita mengikuti, terakhir perkembangan di Yunani ternyata tidak sepakat antara Troika dengan Yunani," ujar Agus di Jakarta, Rabu (17/6).

Dia menjelaskan, karena Yunani tak mau berkomitmen untuk melakukan penyehatan fiskal, maka berisiko utang tak bisa terbayar pada waktunya. Sehingga memunculkan kekuatiran dunia.

Mantan menteri keuangan tersebut menambahkan jika ada kekhawatiran tentu kecenderungan dunia adalah pindah ke Amerika Serikat. "Mereka akan ke Amerika dianggap sebagai save heaven dan akibatnya adalah kembali ada guncangan," katanya.

Indonesia pun turut terkena imbasnya, sebab nilai tukar rupiahnya tertekan. Meski begitu, Agus menilai saat ini sudah ada kemajuan di Indonesia, bila dilihat dari neraca perdagangannya. "Neraca perdagangannya masih surplus sehingga selama empat sampai lima bulan terakhir ini terus surplus," tuturnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement