Siti Noordjanah Djohantini: Shaum di Yogyakarta Luar Biasa

Rep: c25/ Red: Agung Sasongko

Jumat 19 Jun 2015 09:51 WIB

Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noorjannah Djohantini Foto: ROL/Casilda Amilah Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noorjannah Djohantini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semarak Ramadhan di Yogyakarta tidak pernah berubah. Begitu terasa dan antusias. Ini membuat Ketua PP Aisyiyah, Siti Noordjanah Djohantini selalu bisa menikmati Ramadhan di kota kelahirannya.

Perempuan kelahiran Yogyakarta, 15 April 1958 tersebut, seakan tak miliki daya untuk beranjak pergi, saat bulan suci Ramadhan datang menyapanya. Keceriaan anak-anak dengan berbagai kegiatannya di kampung-kampung, serta kerlap-kerlip lampu di setiap sudut kota, diakui menjadi sejumlah alasan yang membuat bulan suci Ramadhan menjadi 'menggigit'.

Belum lagi, obor-obor kecil dari botol minuman yang berbaris rapi menerangi jalan-jalan desa, semakin membuat Mbak Nunung, sapaan akrabnya, sudah bisa merasakan suasana Ramadhan, bahkan beberapa hari sebelum sang bulan suci tiba. Seperti di kota-kota pada umumnya, Yogyakarta juga menawarkan wisata kuliner yang beraneka ragam, yang biasanya hanya terjadi pada saat bulan suci Ramadhan.

Mbak Nunung pun membagikan ceritanya tentang Pasar Kuliner Kauman, atau yang juga dikenal dengan nama Pasar Sore Ramadhan Kauman. Pasar tersebut, salah satu pasar langganannya untuk membeli santapan berbuka. Dua makanan favorit yang tidak pernah lupa untuk ia beli di pasar tersebut adalah sayur brongkos dan megono.

Sayur brongkos atau yang biasa disebut oleh orang Jawa dengan nama Jangan Brongkos sendiri, adalah sayur kacang merah dengan daging sapi, yang dimasak hampir seperti gulai. Biasanya, sayur brongkos juga dilengkapi dengan tahu agar menambah kenikmatan dan cita rasa, dari makanan khas Jogjakarta tersebut.

Sementara, nasi megono adalah nasi putih, yang di atasnya diberikan cacahan nangka muda yang sudah dicampur dengan parutan kelapa, dan biasa disajikan dengan tempe mendoan.

Mbak Nunung menjelaskan selain karena cita rasanya yang nikmat, keberadaan dari sayur brongkos dan megono yang sudah sangat jarang ditemui, bahkan oleh penduduk lokal Yogyakarta, membuat dua makanan tersebut menjadi istimewa.

Meski hanya sebagian kecil dari semaraknya Ramadhan di Yogyakarta, hal-hal tersebutlah yang membuat ibu dari Hilma Nadhifa Mujahidah dan Nuha Aulia Rahman ini, sangat menikmati Ramadhan di Yogyakarta.

"Bulan shaum di Yoygya itu luar biasa, semarak Ramadhan jelas terasa sekali, baik di kampung maupun di kota," kata dia.

Terpopuler