Selasa 23 Jun 2015 04:04 WIB
Ramadhan 2015

Ada Keberkahan di Balik Makan Sahur

Rep: c 93/ Red: Indah Wulandari
Para santri makan sahur bersama. (ilustrasi)
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Para santri makan sahur bersama. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zakky Mubarak menegaskan, tujuan utama makan sahur adalah agar kita sebagai makhluk yang lemah tidak terlalu berat dalam menjalani puasa Ramadhan.

Selain itu, ada keberkahan luar biasa yang hanya bisa didapatkan saat santap Sahur di bulan Ramadhan saja.

 

“Makan sahur adalah berkah. Dalam suatu hadist, Rasulullah mengatakan, makan sahur adalah berkah yang diberikan Allah SWT. Maka, makan sahur lah kalian,” kata dia kepada Republika, Senin (22/6).

 

Keberadaan berkah saat makan Sahur sangatlah jelas, karena dengan makan sahur berarti mengikuti sunah yang dicontohkan Rasulullah. Tak hanya itu, sahur berarti berusaha menjaga tubuh agar lebih kuat dalam menjalankan ibadah puasa.

Zakky melanjutkan, Sahur menunjukan rasa sayang Allah yang menetapkan waktu puasa itu tidak terlalu lama dan disesuaikan dengan fitrah manusia.

 

Bahkan, menurutnya dengan makan Sahur, berarti juga menerapkan kedisiplinan pada diri sendiri dan keluarga. Salah satu kedisiplinan yang bisa diterapkan adalah dengan bersama-sama pergi ke mesjid untuk shalat subuh berjamaah.

 

“Luar biasanya lagi, kita biasanya makan sahur berkumpul dan bersama keluarga. Kalau buka puasa kan mungkin masih pada di luar, ada yang masih kerja, ada yang di jalan. Itu merupakan kenikmatan sekaligus mendidik keluarga,” ujar dia.

 

Zakky menambahkan, sahur juga merupakan latihan agar kita membiasakan diri bangun di sepertiga malam terakhir di mana waktu tersebut adalah waktu yang sangat mustajab. Latihan tersebut mestinya bisa diterapkan di bulan-bulan berikutnya setelah Ramadhan.

 

“Kan sebelum makan sahur kita bisa melaksanakan dulu shalat tahajud, jadi ada gerakan-gerakan dulu sehingga sahurnya akan lebih nikmat. Setelah makan sahur,  sambil menunggu Subuh bisa tadarus dulu,” tambah Zakky.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement