Selasa 23 Jun 2015 10:28 WIB

Cina Tantang Dominasi Udara Militer AS

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ilham
Pangkalan militer AS di atas Kapal Induk (ilustrasi)
Pangkalan militer AS di atas Kapal Induk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Cina melakukan upaya serius untuk menantang superioritas militer ruang udara Amerika Serikat. Hal ini memaksa Pentagon mencari teknologi dan sistem untuk tetap berada di depan saingan yang berkembang pesat itu.

Chief Operating Officer Pentagon mengatakan kepada sekelompok ahli kedirgantaraan militer dan sipil bila Cina dengan cepat menutup kesenjangan teknologi. Negara Asia tersebut mengembangkan radar penghindar pesawat, pesawat canggih pengintai, rudal canggih, dan taktik peralatan perang elektronik terbaik.

Pentagon berharap hubungan yang konstruktif dengan Cina tapi tidak dapat mengabaikan aspek kompetitif dari hubungan dua negara itu. Terutama di ranah kemampuan militer, mengingat Cina terus meningkatkan kemampuan militernya pada tingkat yang sangat mengesankan.

Dalam sebuah sambutan pada konferensi perdana Cina Studi Aerospace Initiative, Wakil Menteri Pertahanan, Robert Work mengaku bila AS dan Cina melihat hubungan bilateral yang baik karena mencangkup langkah-langkah kerjasama dan kompetisi.

"Kami berharap dari waktu ke waktu bahwa aspek koperatif lebih besar daripada aspek kompetitif," kata Work.

Sebagai Departemen Pertahanan, ia melanjutkan, pihaknya menjadi kekuatan bertahan terbaik. "Kami mengatakan, 'Lihat, di sini ada kemampuan Cina yang sedang dikembangkan dan itu penting bagi kita untuk melawan mereka," ujarnya.

Ia mengatakan, AS telah mengandalkan keunggulan teknologi selama 25 tahun terakhir, tapi sekarang margin keunggulan teknologi telah menjadi biasa dan kian mengikis kesuperioran AS. Untuk menyesuiakan hal tersebut, kata dia, Pentagon bekerja mengembangkan teknologi baru untuk mempertahankan keunggulan dan menurunkan biaya menerima serangan.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement