Rabu 24 Jun 2015 16:29 WIB

Korban Gelombang Panas Pakistan Tembus 780 Jiwa

Warga Pakistan beristirahat di masjid untuk menghindari gelombang panas yang mencapai 44 derajat Celsius, Senin (22/6).
Foto: cnn
Warga Pakistan beristirahat di masjid untuk menghindari gelombang panas yang mencapai 44 derajat Celsius, Senin (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Gelombang panas selama empat hari di ibu kota Pakistan, Karachi menyebabkan 780 orang kehilangan nyawa, Rabu (24/6).

Pemerintah menyatakan hari libur di kota tersebut agar masyarakat berada di dalam rumah dan menyejukkan diri. Gelombang panas terjadi bertepatan dengan terputusnya aliran listrik dan bulan suci Ramadhan saat umat Islam menjalani ibadah puasa.

Para korban meninggal kebanyakan adalah orang-orang lanjut usia dan warga miskin yang tinggal di selatan kota, akibat kekurangan cairan tubuh. Jumlah korban mendekati angka 800 pada empat hari terakhir, kata Anwar Kazmi, petugas pada yayasan Edhi yang bergerak di bidang amal kesehatan.

"Kami berencana menambah jumlah rumah duka untuk mengatasi masalah ini pada masa mendatang," katanya.

Yayasan amal itu menyediakan jasa mobil ambulans, klinik dan rumah duka untuk menolong orang-orang yang menderita dan meringankan kesenjangan sistem layanan kesehatan. Petugas kesehatan dari pemerintah tidak membalas telepon saat dihubungi untuk memberi komentar.

Banyak orang kaya di Karachi memiliki pembangkit listrik sehingga dapat menghidupkan alat penyejuk ruang, atau berkumpul di tempat-tempat papan atas, seperti mal untuk mengatasi hawa panas yang mencapai 44 derajat celsius selama akhir pekan lalu.

Tiupan angin laut sedikit menyejukkan beberapa bagian kota pada Rabu tetapi diperkirakan hujan belum akan turun. Banyak warga yang geram terhadap pegawai negeri sipil mengenai pemutusan listrik dan bagaimana cara rumah sakit pemerintah menangani korban yang pingsan karena kepanasan.

Layanan masyarakat di Pakistan kekurangan sumber daya karena banyak orang kaya yang menghindar membayar pajak. Kurang dari 0,5 persen pembayar pajak pendapatan dan para anggota dewan termasuk mereka yang mengelak pajak.

Militer yang memperoleh bagian anggaran terbesar membangun 22 pusat kesehatan dan telah membagikan air dan cairan garam untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement