Zulfi: Puasa Tahun Ini tanpa Kehadiran Ayah

Rep: c94/ Red: Agung Sasongko

Kamis 25 Jun 2015 10:13 WIB

Anak berpuasa  (ilustrasi) Foto: Republika/Mardiah Anak berpuasa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad Zulfi Hamimi, pelajar Kelas III SD Juara Rumah Zakat, Jakarta Timur perawakannya yang mungil dan pembawaannya ramah. Senyum manis yang senantiasa tersungging dari wajah polosnya membuat suasana terasa hangat tatkala ROL mewawancarainya.

ROL bertemu dengannya di acara buka bersama 1500 anak yatim Penyaluran Paket Kado Lebaran Yatim Ramadhan 1436 H yang digelar Rumah Zakat di SD Juara Jakarta Timur, Selasa, (23/06).

Menjelang Ramadhan, Zulfi sapa akrabnya, biasannya berziarah ke makam keluarganya di Tempat Pemakaman Umum Komplek Buaran Sakti. Ziarah kali ini, terasa berbeda sebab genap setahun sudah Zulfi kehilangan sosok ayahnya.

Suasana haru mulai terasa tatkala Zulfi menceritakan sosok sang Ayah yang telah meninggalkannya. Ketika ziarah, Zulfi selalu menghaturkan doa di pusara sang ayah dengan doa yang khusyu. Ketika itu, perlahan sorot matanya mulai meneteskan air mata. 

Zulfi mengungkapkan, “Ramadhan kali ini beda dengan tahun lalu,  sudah enggak ada Ayah. Ayah meninggal karena sakit,"ucapnya tersedu.

Zulfi merasakan betapa Ramadhan tahun ini begitu sepi tanpa sosok sang Ayah. Ia menuturkan, ibunya terpaksa harus bekerja keras membiayai kebutuhan keluarga sepeninggalan sang ayah yang mengidap sakit keras. Meski begitu, keadaan Zulfi mulai membaik bahkan dinilai tetap menjadi sosok yang tangguh dan bisa dibanggakan.

Kebanggaan itu terbukti ketika Zulfi mampu menghafal tiga juz Alquran. Di antara segudang prestasinya, ternyata ada  yang paling terkesan bagi Zulfi yakni ketika menjadi pemenang juara II Lomba Adzan di Universitas Indonesia tahun 2014. Selain itu menurut guru-gurunya di sekolahnya, Zulfi dikenal anak yang berprestasi dalam pelajarannya.

Zulfi merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Namun, kata Zulfi, adiknya yang pertama telah meninggal. Saat ini Zulfi hanya tinggal bertiga bersama ibu dan adiknya. Zulfi selalu bersedia mendampingi sang ibu menjaga dan merawat adik perempuannya yang masih berusia dua tahun.

Zulfi yang kelahiran Jakarta 2 September 2003 itu mengaku menjalankan rutinitas puasa dengan semangat meskipun tahun ini tanpa kehadirann sosok ayah yang mendampinginya. Selama bulan puasa ini Zulfi bangun pagi pukul 02.30 selanjutnya menuju masjid berkumpul bersama anak-anak hadroh Majelis Taklim Aisyaturridho.

selama 30 menit sampai 60 menit Zulfi bersama teman-temannya berkeliling kampung untuk membangunkan sahur warga. Barulah ia pulang ke rumah untuk santap sahur bersama ibu dan adiknya. Biasanya saat sahur makanan kesukaan Zulfi yang dimasak ibunya yakni tempe bacem dan telur dadar.

Zulfi mengatakan, Ramadhan tahun ini ia mengikuti pesantren pagi di sekolahnya dari Pukul 07.30 WIB-10.00 WIB. Di acara pesantren Ramadhan itu, kata Zulfi, selain shalat Dhuha berjamaah dia juga memperoleh beberapa materi kultum mengenai orang yang tidak boleh puasa, yang membatalkan puasa, keutamaan Ramadhan serta amalan di bulan Ramadhan.

Selain itu, kini Zulfi tengah disibukkan dengan latihan marawis untuk mengikuti perlombaan marawis yang dihelat Lotte Mart Bekasi untuk memeriahkan bulan suci Ramadhan 1436 H. Untuk acara itu, zulfi dan 9 orang temannya giat berlatih menabuh marawis setiap hari senin sehabis zhuhur hingga 14.00 WIB.

Selepas sekolah Zulfi menggunakan waktu senggangnya untuk berisitirahat sejenak di rumah. Disela-sela waktu senggangnya itu, Zulfi kerap kali menghabiskan waktunya untuk engasuh adik kecilnya. Bahkan, tak hanya mengasuh, Zulfi pun tak segan untuk membuatkan susu untuk adik perempuan tercintanya. Tak lupa juga Zulfipun membantu ibunya mencuci piring dan beberapa pekerjaan rumah lainnya.

Di luar hari Senin, selepas zhuhur hingga waktu azhar tiba Zulfi rutin mengaji di Masjid Hukmatul Ummah. Di masjid itu, Zulfi menyetorkan bacaannya kepada seorang Ustaz yang ia panggil Ustaz Mulya.  "Setiap hari aku menghafal sekarang sudah juz ke tiga,"kata 7ulfi.

Menjelang maghrib Zulfi dan teman-temannya biasa ngabuburit dengan mendatangi masjid. Dari masjid ke masjid itu 7ulfi mendapatkan iftar untuk menyantapnya bersama-sama temannya sebagai hidangan berbuka puasa.

Gorengan, kurma, dan kolek menjadi  Santapan favorit Zulfi saat berbuka. Setelah itu, dia bersama teman-temanya bersiap untuk puasa. Selepas melaksanakan ibadah tarawih, biasanya melanjutkan dengan bertadarus bersama ibu dan adik kecilnya di rumah.

Kegigihan dan ketegaran Zulfi telah memberikan begitu banyak makna kehidupan. Diusianya yang masih belia, Zulfi menjadi sosok anak yang shaleh dan kakak yang sangat peduli kepada adiknya. Keinginan terbesar Zulfi untuk senantiasa membahagiakan Ibu dan adiknya memacu dirinya untuk tetap berprestatsi dibidang akademik maupun dibidang ekstrakulikuler.

Terpopuler