Rabu 08 Jul 2015 16:02 WIB

Ulil: Saya Orang NU, Dukung Metode Isbat Muhammadiyah

Aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla.
Foto: Republika
Aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla ikut berkomentar tentang sidang isbat sebagai metode penentuan 1 Syawal. "Meskipun saya orang NU, saya lebih mendukung metode itsbat ala Muhammadiyah. Begitu scr perhitungan hilal sudah nampak, masuk bulan baru," katanya melalui akun Twitter, ‏@ulil.

Dia membeberkan alasan mengapa memilih metode yang digunakan ormas Islam bentukan KH Ahmad Dahlan tersebut. "Metode itsbat Muhammadiyah lebih menjamin kepastian tanggal. Metode rukyah mengangung ketidakpastian krn menunggu melihat bulan dulu," kata Ulil.

Menurut dia, lebih baik umat Islam sejak awal tahun tahu kapan awal Ramadan, Lebaran, dan hari raya korban. Sehingga, bisa mengatur jadwal dari awal.

"Kepastian itu hanya bisa dijamin dg metode itsbat ala Muhammadiyah. Ormas ini sejak awal, misalnya, sdh umumkan Idul Fitri tahun ini 17/7," ujarnya. "Ketidak pastian tanggal karena harus menunggu melihat hilal atau bulan dulu membingungkan orang awam, sbb tak ada kepastian."

Hanya saja, ia tahu, perkara metode isbat tersebut tidak sederhana. Masalahnya sepele, tapi jadi rumit karena soal soal-soal politis. "Secara personal, saya sih berpandangan bhw penentuan tanggal dg metode "moon sighting" (lihat hilal) itu sudah tak relevan lagi," kata politikus Partai Demokrat itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement