REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Penukaran uang pecahan kecil/baru dan penarikan untuk kebutuhan Idul Fitri di Sumatera Utara tahun 2015 sudah Rp2,726 triliun atau 65 persen dari dana yang dipersiapkan Bank Indonesia sebesar Rp4,2 triliun.
"BI (Bank Indonesia) memperkirakan hingga mendekati Idul Fitri 2015, total penukaran uang dan penarikan minimal mencapai 98 persen dari "outflow" yang ditargetkan/dipersiapkan sebesar Rp 4,2 triliun," kata Direktur Eksekutif Kantor Perwakilan BI Sumut, Difi A Johansyah di Medan, Jumat (10/7).
Kalaupun tidak mencapai prakiraan, katanya, jumlah itu akan melampaui realisasi "outflow" Idul Fitri tahun 2014 yang masih sejumlah Rp3,75 triliun.
Dia membantah, penukaran dan penarikan uang yang masih relatif kecil itu dampak krisis ekonomi. Menurut Difi, ada dua faktor penyebab penarikan/penukaran uang tidak mengalami lonjakan signifikan.
Pertama adalah semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya seperti menukar uang jauh-jauh hari dengan alasan untuk kenyamanan. Kedua, adalah akibat terlalu besarnya prakiraan BI terhadap "outflow" atau naik 12 persen dari Idul Fitri 2014.
Kepala Divisi Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumut, Budi Trisnanto menjelaskan, dari "outflow" Rp2,726 triliun sebagian besar atau Rp2,596 triliun berupa penarikan bank.
Kemudian disusul di loket penukaran bank dari "card to cash" Rp116,550 miliar dan Kas Mobil Lapangan Merdeka Rp8,733 miliar serta Kas Keliling ke instansi dan pasar yang Rp4,060 miliar.
"Diperkirakan akan ada penarikan uang dari masyarakat sekitar Rp1,4 triliun lagi mengingat sudah semakin dekatnya Idul Fitri," katanya.
Penukaran uang pecahan kecil di 45 loket termasuk di perbankan yang dimulai sejak 1 Juli masih akan berlangsung hingga 14 Juli.