REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pesimisme kepada PSSI untuk mengangkat martabat sepak bola nasional masih terus menguat. Pemerhati sepak bola, Budiarto Shambazy, menilai kemenangan PSSI pada sidang gugatan kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (kemenpora) di Pengadilan Tata usaha Negeri (PTUN) Jakarta Timur tidak akan berdampak nyata untuk mengembalikan citra induk organisasi sepak bola nasional tersebut.
Budiarto yakin PSSI akan sulit mendapatkan kepercayaan dari masyarakat lagi mengingat berbagai kesalahan yang selama ini telah terungkap. Mulai dari pengaturan skor, judi, dan juga prestasi menurun.
“Publik sudah terlanjur kurang percaya dengan PSSI, kalau sampai pemerintah mundur maka sepak bola kita akan kembali masuk jurang, nggak maju-maju. Karena semua kebobrokan PSSI sudah terbuka,” kata Budiarto kepada Republika Online, Selasa (14/7).
Dia meyakini PSSI sebagai organisasi memang akan eksis kembali, namun public trust tetap tidak akan mereka dapatkan. Akhirnya akan berdampak kepada kompetisi di Indonesia yang tidak ada greget-nya. Sehingga prestasi pemain juga tidak dapat ditingkatkan.
Permasalahan yang terjadi di federasi sepak bola Indonesia, menurut Shambazy, merupakan permasalahan yang menjadi sasaran utama pemerintah untuk diatasi dari dulu. Bahkan ketika masih pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Ini merupakan permasalahan yang tertinggal, yang sudah terjadi bertahun-tahun. Meskipun La Nyalla baru saja menjadi ketua umum PSSI, namun dia sudah mewarisi citra tersebut, yang jika mereka ingin kembali diperhitungkan publik, mereka harus benar-benar membuktikan kesungguhan mereka untuk berubah.