Rabu 15 Jul 2015 11:39 WIB

DMI Imbau Umat Islam tak Risau Hadapi Idul Fitri Berbeda

Nuansa takbir keliling menyambut Hari Raya Idul Fitri
Foto: Antara
Nuansa takbir keliling menyambut Hari Raya Idul Fitri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam di Indonesia diimbau tidak perlu risau jika terjadi perbedaan waktu hari raya Idul Fitri 1436 Hijriah.

"Kita sudah terbiasa dengan perbedaan. Negara kita yang luas dan besar ini kan juga dibangun di atas perbedaan suku, agama, golongan, budaya dan lain sebagainya. Jadi tak perlu khawatir lah," ujar Sekjen Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruquthni, dalam rilis tertulisnya, Rabu (15/7).

Berbeda dengan masa dulu, ujarnya, perbedaan kerap diciptakan dan dimanfaatkan oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab yang berakibat pada terkoyaknya ukhuwah dan persatuan.

"Zamannya sudah beda. Kita sudah sangat dewasa sehingga menyikapi perbedaan, termasuk berbeda dalam penentuan 1 Syawal, pun hal biasa. Apalagi, ini kan urusan ubudiyah (peribadatan). Kita dapat menyikapi dengan bijak," tegas dia.

Justru, lanjut Imam, semangat perbedaan untuk membangun bangsa, persatuan dan lain sebagainya, harus ditumbuhkan. Jika hal itu dapat dilakukan secara simultan, kata dia, maka perbedaan akan menjadi rahmat dan berkah.

"Kita kelola perbedaan untuk membangun dan memperkuat ukhuwah, persatuan dan kesatuan. Jangan ditonjolkan atau dipersoalkan sisi perbedaannya, tapi harus ditonjolkan dan dimanfaatkan (perbedaan) sebagai modal untuk membangun sinergi berbangsa dan bernegara," papar dia.

Sementara itu, Imam juga berharap dan terus mendorong pemerintah untuk memaksimalkan kerja dan kinerja guna mencapai tujuan pembangunan nasional. DMI, lanjut dia, mendukung penuh upaya-upaya pemerintah dalam menyejahterakan rakyat.

Imam juga sempat menyampaikan Selamat Idul Fitri 1436 Hijriah kepada seluruh umat Islam di Indonesia. Dengan perayaan Lebaran ini, ia berharap umat Islam dan bangsa Indonesia semakin kondusif, damai, dan sejahtera.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement