Senin 27 Jul 2015 06:00 WIB
Muktamar NU

Nahdliyin Endus Kejanggalan dalam Muktamar NU ke-33

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (Kiri) didampingi Ketua Steering Committee Panitia Muktamar NU ke-33 Slamet Effendy Yusuf (tengah) memberikan keterangan terkait laporan akhir persiapan pelaksanaan Muktamar NU di Kantor PBN
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (Kiri) didampingi Ketua Steering Committee Panitia Muktamar NU ke-33 Slamet Effendy Yusuf (tengah) memberikan keterangan terkait laporan akhir persiapan pelaksanaan Muktamar NU di Kantor PBN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) pelaksanaan Muktamar NU ke-33 di Jombang 1-5 Agustus mendatang ada kejanggalan.

“Salah satu kejanggalan yang tampak adalah hingga saat ini, draft materi belum diberikan secara lengkap dan transparan kepada PWNU dan PCNU selaku peserta,” ungkap Wakil Ketua PWNU Jateng, Najahan Musyafak, dalam rilisnya, Ahad (26/7).

 

Di antara materi yang belum diberikan adalah konsep tata tertib Muktamar. Lazimnya, ujar Najahan, rancangan tata tertib yang akan dibahas pada sidang pleno pertama dalam forum muktamar dibagikan untuk dipelajari terlebih dahulu.

“Bukan bermaksud suudzon, tapi kami menangkap ada sesuatu yang disembunyikan oleh panitia muktamar kali ini. Karena kalau tidak, mengapa draft tidak dibagi secara terbuka.Toh, nanti mau dibahas dan disepakati forum dan bisa pula berubah,” kata Najahan.

Selain itu, materi yang juga belum ada adalah laporan pertanggungjawaban (LPJ) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang akan dinilai oleh peserta muktamar melalui forum pandangan umum dalam arena muktamar.

“Kalau bahan LPJ-nya belumada, bagaimana kita akan melakukan penilaian? Kami meminta dengan hormat agar bahan materi LPJ itu segera dikirimkan. Sehingga kita tinggal memberikan pandangan secara obyektif. Dan, itu tidak bisa kalau waktunya mepet,” papar Najahan.

Najahan meminta kepada PBNU dan panitia Muktamar agar bertindak profesional disertai ketulusan serta keterbukaan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement