Selasa 28 Jul 2015 18:27 WIB

KH Said Aqil Sambut Kerjasama Lion Air-NU Jelang Muktamar ke-33

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj .
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyambut baik kerjasama dengan Lion Air terkait logo Muktamar NU ke-33 yang akan menghiasi badan pesawat maskapai tersebut.

Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, kerjasama ini akan menambah spirit dalam pelaksanaan Muktamat NU yang akan dilaksanakan selama lima hari, 1-5 Agustus mendatang.

"Tentu saja kami menyambut baik, semangat Muktamar jadi semakin besar," ujarnya dalam acara peluncuran logo tersebut di Gedung PBNU, Jakarta Selasa (28/7).

Menyinggung soal muktamar ke-33 yang akan menjadi gelaran pemilihan ketua PBNU tersebut, sebagai salahsatu kandidat, Said menyampaikan pandangannya. Pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat ini menyatakan sikap agar momen pemilihan ketua PBNU tidak sampai memunculkan permasalahan.

Menurut Kyai Said, pada hakikatnya seluruh kandidat merupakan umat muslim yang siap mengabdi untuk NU. "Ini bukan persaingan, justru (kandidat) yang maju ingin memberikan yang terbaik kepada bangsa melalui NU," ujarnya.

Muktamar ke-33 NU akan digelar di Jombang, Jawa Timur, 1-5 Agustus mendatang. Empat lokasi pondok pesantren menjadi tempat pelaksanaan forum muktamar ini, yaitu Tambak Beras, Tebuireng, Denanyar dan Peterongan.

Selain Kyai Said, sejauh ini ada dua kandidat yang digadang-gadang kuat akan mencalonkan diri sebagai Ketum PBNU. Keduanya adalah Waketum PBNU KH Asad Said Ali dan sesepuh PBNU Gus Solah yang disebut-sebut siap maju menggantikan Said yang telah memimpin NU sejak 2004 silam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement