Selasa 28 Jul 2015 19:28 WIB
Muktamar NU

Jika Nyalon Ketum PBNU, Gus Sholah tak Mau Didukung Parpol

Rep: c 38/ Red: Indah Wulandari
Logo Muktamar NU ke-33
Foto: NU
Logo Muktamar NU ke-33

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Spekulasi mengenai sosok yang bakal memimpin Nahdlatul Ulama (NU) lima tahun mendatang terus bergulir. Pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang, Jawa Timur Salahuddin Wahid digadang-gadang masuk bursa calon Ketua Umum PBNU.

“Kalau saya menjadi ketua umum pun, saya tidak akan mendukung calon manapun juga secara terbuka. Bahwa saya punya kecenderungan, tentunya tidak bisa dihalangi,” ucap Gus Sholah, Selasa (28/7).

Sikap itu ia anut karena Gus Sholah menegaskan bahwa pemilihan Ketum PBNU tidak ada urusan dengan politik.

Terkait posisi NU dalam bidang politik, Gus Sholah mengungkapkan PBNU tidak boleh mendukung salah satu pihak. Ketua Umum PBNU tidak boleh mendukung secara terbuka atau menyatakan dukungan pada calon manapun. Apalagi, ikut melakukan kampanye.

“Oh, nggak lah. Nggak ada urusannya. Apa urusannya, wong saya juga nggak didukung partai manapun juga,” ucap Gus Sholeh ringan.

Hanya saja, Gus Sholah menjelaskan, Muktamar NU ke-33 ini memiliki peran strategis dalam konteks politik. Menurut dia, NU harus menegaskan diri tidak saja dalam ucapan, tetapi dalam tindakan. NU tidak terlibat dalam politik praktis, tetapi mengayomi seluruh partai.

Lebih jauh lagi, ia menilai, NU harus mendorong warganya yang menjadi politisi di berbagai partai untuk memperjuangkan kebijakan yang prorakyat kecil karena mereka sebagian besar adalah warga NU.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement