REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua PWNU Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Najahan Musyafak menyatakan bahwa para muktamirin menjaga Khittah NU 1926 dengan cara menghindari intervensi partai politik tertentu dalam pemilihan kepengurusan NU.
“Tujuannya agar partai ingin mengendalikan dan menguasai NU untuk kepentingan politik praktisnya. Ini jelas menyalahi khittah NU yang mengamanatkan NU tidak terlibat politik praktis,” katanya, Rabu (29/7).
Ia merasa, ada campur tangan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang ingin pasangan tertentu untuk menjadi Rois Am dan Ketua Umum Tanfidziyyah PBNU.
Santer beredar kabar bahwa pasangan yang didukung PKB adalah KH Mustofa Bisri atau Gus Mus untuk Rois Am dan KH Said Aqil Siroj sebagai Ketua Umum.
“Hubungan NU dan PKB itu antara yang melahirkan dengan yang dilahirkan. Bagaimana mungkin PKB mau mengatur-atur danmengendalikan NU? Ini salah kaprah dan tidak etis,” ungkapnya.
Menurutnya, para pengurus NU di daerah tersinggung dengan langkah PKB dengan segal acara dan iming-iming tertentu.
“Ini tidak bisa dibiarkan. Masak kita disuruh memilih calon Rois Am dan Ketua Umum yang tujuannya tidak untuk berkhidmat untuk umat, tetapi untuk partai,” jelasnya.