REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Meriahnya acara Muktamar Muhammadiyah ke-47 dan Satu Abad Aisyiyah bukan hanya karena peserta yang datang sebagai pemegang suara dalam menentukan setiap pimpinan. Kemeriahan ini dikarenakan membludaknya penggembira Muktamar yang datang dalam setiap kegiatan Muktamar.
Untuk tahun ini, diperkirakan 200.000 penggembira, mulai dari Provinsi Aceh sampai Papua bakal hadir guna memeriahkan perhelatan lima tahunan ini. Satu hal yang menjadi keunikan para penggembira, karena mereka tidak selalau tidur ditempat nyaman seperti hotel atau losmen. Namun mereka dikumpulkan di 'perkampungan', yang tersebar di kota Makassar dan sekitarnya.
Nasri Al misalnya. Pria asal kota Langsa, Provinsi Aceh, menginap di perkampungan Sumatera di Jalan Wijaya Kusuma, Kelurahan Banta-bantaeng. Dia bersama 38 orang yang tergabung dari kader Muhammadiyah di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau disatukan perkampungan ini.
Nasir menceritakan bahwa menginap di perkampungan saat Muktamar Muhammadiyah memang telah menjadi kebiasan yang selalu dia rasakan ketika berangkat menghadiri Muktamar. Untuk itu dia tidak heran saat diberikan penginapan seperti apapun. Asalkan tempat tersebut bisa dijadikan peristirahatan selama menjadi penggembira Muktamar.
"Untuk Muktamar memang kami menginap seperti ini untuk menjadi penggembira. Dulu saat Muktamar di palembang saya juga menginap di sekolah dasar," ujar Nasri, Ahad (2/8).
'Perkampungan' saat Muktamar sendiri bukanlah perkampungan yang memang disediakan khusus untuk para penggembira. Perkampungan di sini merupakan nama lain untuk tempat tinggal, baik itu berupa sekolah dasar, sekolah menengah pertama hingga sekolah menengah atas yang dimiliki yayasan Muhammadiyah. Selain memanfaatkan bangunan milik Muhammadiyah, panitia juga berkoordinasi dengan pemerintah Makaassar dan sekitarnya untuk meminjamkan bangunan bahkan hingga masjid guna menampung para penggembira.
Nasri yang datang bersama sang istri tidak menginap di bangunan miliki Muhammadiyah. Perkampungan Sumatera yang mereka singgahi berada di sebuah bangunan Poliklinik Kesehetan Akademi Bidan yang tengah dipugar.
Kenyamanan perkampungan pun dirasakan Romadhan Soma, Mualaf dari tanah Papua. Ia merasa puas dengan penginapan yang disediakan panitia Muktamar.
Walaupun tidur hanya beralasakan karpet dan satu bantal, Romadhan senang bisa bersilaturahmi dan bertemu dengan kader Muhammadiyah dari berbagai daerah. "Saya belum lama masuk Islam, dan senang melihat perkumpulan seperti ini," unngkap dia
Pusat informasi penerimaan peserta penggembira Amir Mahmud menuturkan, sampai saat ini hampir semua perkampungan telah diisi para penggembira. Sejak kamis (30/7), penggembira Muktamar telah datang silih berganti memadati setiap perkampungan yang disediakan. Untuk menyambut penggembira, panitia pun telah berkoordinasi sebelumnya agar perkampungan bisa bersih dan nyaman untuk ditempati.
"Setiap koordinator akan melapor secara resmi kepada kami mengenai jumlah penggembira setiap harinya, karena biasanya akan terus bertambah," ujar Mahmud.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook