REPUBLIKA.CO.ID,JOMBANG -- Wakil Ketua Umum PBNU As'ad Said Ali menilai mekanisme ahlul halli wal aqdi (Ahwa) untuk memilih Rais ‘Aam kelihatan tidak mungkin diterapkan dalam Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur.
"Sekarang ahwa kelihatan tidak mungkin, tapi tahun 2020 mungkin kalau disepakati," kata As'ad usai bedah buku tentang KH Abdul Wahab Hasbullah di Pondok Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Senin (3/8).
Ia mengatakan, dengan keputusan Rais Aam KH Mustofa Bisri, maka mekanisme yang digunakan adalah musyawarah mufakat yang apabila tidak berhasil maka dilakukan voting.
"Saya hargai Gus Mus. Dengan lapang dada beliau ambil keputusan berani Ahwa tak usah dipaksakan," kata dia.
Terkait dengan pencalonannya, As'ad mengatakan, ia maju karena diminta kiai dan pengurus NU. Ia mengklaim saat ini pun cukup banyak pengurus wilayah dan cabang yang mendukungnya, termasuk dari luar Jawa.
"Kiai sepuh juga (mendukung), tapi tidak enak kalau saya sebut," kata As'ad.
Sementara terkait politik uang, As'ad yakin hal itu tidak akan terjadi dalam muktamar.
"Tidak ada itu," kata dia.