Selasa 04 Aug 2015 16:30 WIB

Jaringan Pipa Baru di Blok Mahakam Mulai Dioperasikan

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Lapangan Migas Blok Mahakam.
Foto: IST
Lapangan Migas Blok Mahakam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Proyek Bekapai Fase 2B yang dikerjakan oleh Total E&P Indonesie diproyeksikan mengalami kemajuan dengan mulai dioperasikannya pipa berdiameter 12 inch sepanjang 12,6 km dari ajungan BA (di Lapangan Bekapai) ke anjungan SWP-K (di Lapangan Peciko).

Kedua lapangan migas tersebut masih berada di Blok Mahakam yang dikelola oleh Total E&P Indonesie dan Inpex di bawah pengawasan SKK Migas, sebelum selanjutnya hak pengelolaan jatuh kepada PT Pertamina (persero) mulai awal 2018 mendatang.

“Dalam proses seluruhan kegiatan, mulai dari pengadaan barang dan jasa, engineering, fabrikasi, instalasi, pre-commissioning, commissioning maupun start-up, berjalan sangat aman, tanpa LTI  atau zero LTI (Lost Time of Injuries),” ujar President & General Manager Total E&P Indonesia, Hardy Pramono, Selasa (4/8).

Hardy menambahkan, start up ini terjadi satu minggu lebih cepat dari komitmen Ready for Start Up (RFSU), yaitu 1 Agustus mendatang, seperti yang tertera pada persetujuan FID.  

Bahkan, ujar Hardy, dengan beroperasi lebih awal, koperasi bisa melakukan penghematan biaya sebesar 10 juta dolar AS atau lebih dari Rp 130 miliar.

Jaringan pipa baru berkapasitas 100 juta kaki kubik ini akan mengurangi beban pada jaringan lama pipa ekspor minyak dan gas  Bekapai-Senipah berdiameter 12 inch yang ada saat ini.

Dengan beroperasinya pipa baru ini, produksi gas Bekapai telah meningkat menjadi  50 juta kaki kubik sejak 29 Juli 2015, dan diperkirakan akan mencapai 75 kaki kubik setelah dilakukan kegiatan perawatan sumur pada  akhir Juli 2015 ini.

Prestasi penting ini tercapai berkat tekad kuat, profesionalisme, dan kerjasama yang sangat baik dari semua pihak yang terlibat.

Selain itu, proyek Bekapai Fase 2B juga mengalami kemajuan pada penyelesaian kegiatan paket modifikasi anjungan pada anjungan BA, PP, BG, dan modifikasi anjungan SWP-K, melalui 7 (tujuh) Operasi Simultan (Simultaneous Operation) yang berjalan aman, dengan melibatkan lebih dari 120 titik sambung (tie-ins) dan durasi shutdown yang lebih singkat (total hanya 11 hari). Setelah modifikasi ini, anjungan BG yang telah diperluas mampu menampung 5 sumur baru melalui 3 slot sumur baru.

Saat ini, proyek Bekapai  Fase 2B  masih melakukan kegiatan terakhir di laut  pada anjungan BL. "Tantangan utama pada proyek ini adalah seluruh kegiatan  proyek berlangsung di anjungan-anjungan yang masih bekerja sambil tetap menjaga produksi dari lapangan Bekapai tanpa mengesampingkan keselamatan, dan juga meminimalkan penurunan produksi, serta meningkatkan optimasi biaya proyek," jelas Hardy.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement