REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bendahara PP Muhammadiyah menilai kalau pendidikan hadits di dalam keluarga penting, namun, harus diperhatikan shahih yang mana karena harus yang shahih.
Bendahara PP Muhammadiyah Anwar Abbas, menuturkan kalau pendidikan hadits dalam keluarga bukan hanya penting, melainkan sangat penting. Hal itu dikarenakan seorang manusia yang hidup di dunia, memang membutuhkan sebuah pedoman hidup agar selamat hidup di dunia dan di akhirat. Pedoman hidup itu sendiri adalah Alquran dan As Sunnah atau hadits.
"Kalau As Sunnah yang dijadikan pedoman dalam hidup, merupakan perbuatan dan perkataan dari Nabi Muhammad SAW. Namun, karena kita sudah tidak bisa lagi bertemu langsung dengan Nabi, maka, kita bisa mengetahui tentang perbuatan dan perkataan Nabi, lewat hadits tersebut yang merupakan catatan mengenai perbuatan dan perkataan Nabi semasa hidup," kata dia.
Terkait penerapannya, Anwar menilai kalau pendidikan hadits dalam keluarga terbilang cukup mudah, sebab, buku-buku tentang hadist yang shahih juga sudah banyak beredar diperjualbelikan. Apalagi, jika seseorang Muslim menginginkan untuk memiliki keluarga yang baik atau yang Islami, maka selain Alquran, ia memang harus menghadirkan atau memfasilitasi keluarganya untuk mendapatkan hadits yang shahih.
Sayangnya, satu hal yang menurut Anwar menjadi kendala dalam penerapan pendidikan untuk keluarga, khususnya di Indoensia adalah tidak banyak orang yang memiliki hadits yang merupakan cetakan awal. Apalagi, keinginan orang untuk membeli hadits dirasa tidak begitu tinggi, sehingga, agak sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan hadits untuk keluarga.
Meski begitu, Anwar tetap menekankan kalau umat Muslim sangat penting dalam mencontoh perbuatan dan perkataan Nabi Muhammad SAW, karena Nabi merupakan manusia yang paling mengenal Alquran. Dan karena pedoman hidup seorang Muslim adalah Alquran, maka, perbuatan dan perkataan seseorang yang paling mengerti dan memahami isi dari Alquran itu juga wajib untuk dijadikan pedoman.
Ikuti Whatsapp Channel Republika