Jumat 07 Aug 2015 11:36 WIB
Muktamar Muhammadiyah

Din: Muhammadiyah Hadapi Potensi Bahaya

Din Syamsuddin
Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR  --   Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2010-2015 Din Syamsuddin mengingatkan PP Muhammadiyah periode lima tahun ke depan agar pandai-pandai memimpin organiasi umat Islam terbesar kedua itu karena potensi bahaya yang mengancam.

"Saya mengingatkan kepada Pak Haedar dan jajarannya untuk pandai dan cermat memimpin Muhammadiyah agar dapat membawa organisasi tersebut mengembangkan visi dan misinya yakni melakukan pencerahan," kata Din Syamsuddin dalam pidatonya pada serah terima jabatan PP Muhammadiyah di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, Jumat (7/8).

Menurut Din Syamsuddin, potensi bahaya yang mengancam Muhammadiyah adalah adanya dua kelompok yang memiliki paradigma berbeda yang menginginkan Muhammadiyah dapat mengikuti paradigma tersebut.

Kelompok pertama, kata dia, menginginkan agar Muhammadiyah menjadi organisasi ekslusif serta kelompok kedua oranisasi yang liberal.

"Muhammadiyah harus tetap berjalan lurus dalam mengambangkan dakwahnya, karena kalau tidak tetap lurus maka dapat mengalami guncangan," katanya.

Din menegaskan Muhammadiyah bersikap independen, tidak berafiliasi pada kekuatan politik manapun tapi terbuka untuk menjalin komunikasi dengan siapapun. Menurut dia, Muhammadiyah harus terus beroriensi pada aksi dalam menjalankan dakwahnya.

Din juga menyatakan pujian terhadap 13 nama anggota PP Muhammadiyah yang disebutnya sebagai figur-figur yang layak memimpin Muhammadiyah.

Dari 13 nama tersebut, sembilan adalah wajah lama yakni anggota PP Muhammadiyah periode 2010-205 serta empat wajah baru yakni Busyro Muqoddas, Muhadjir Effendi, Suyatno, dan Hajriyanto Y Thohari.

"Keempat wajah baru itu semuanya mumpuni. Kalau wajah lama saya sudah kenal semua, mereka mumpuni dan layak jadi pimpinan Muhammadiyah," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement