REPUBLIKA.CO.ID, TIANJIN -- Ledakan besar terjadi di sebuah gudang di kota Cina utara, Tianjin. Insiden tersebut menewaskan tujuh orang dan melukai ratusan lainnya.
Al Jazeera melaporkan pada Rabu (12/8), penyebab pasti ledakan di kawasan industri tersebut belum dikeahui. Namun surat kabar Harian Rakyat melaporkan, ledakan diduga dipicu oleh barang-barang yang mudah terbakar dan meledak di gudang.
Surat kabar mengatakan, 300 hingga 400 orang telah dilarikan ke rumah sakit. Getaran akibat ledakan menurut laporan bisa dirasakan hingga 10 kilometer.
Kantor berita resmi Cina Xinhua mengatakan, ledakan terjadi pukul 11.30 waktu setempat. Sesaat setelah ledakan, gumpalan api menerangi langit dan bisa dilihat dari kejauhan. Wilayah di mana ledakan terjadi tak hanya memiliki banyak pabrik tapi juga apartemen.
Boro Keamanan Umum Tianjin mengatakan ledakan terjadi di Pelabuhan Dongjiang Tianjin, perusahaan logistik internasional Rui Hai. Perusahaan tersebut menangani distribusi barang-barang berbahaya.
Penyiar televisi negara CCTV mengatakan, petugas pemadam kebakaran tampak berupaya memadamkan api meski masih menyala. Petugas juga menyisir lingkungan, untuk melihat apa masih ada warga terluka.
Video yang diunggah di situs jejaring Weibo menunjukkan bola api besar seperti ditembakkan ke udara dan setidaknya ada dua ledakan terpisah. Menurut Jaringan Pusat Gempa Cina, ledakan pertama berkekuatan 2,3 skala Richter atau setara dengan tiga ton TNT. Sedangkan ledakan kedua 2,9 skala Richter, setara 21 ton peledak tersebut.
Cina memang memiliki catatan keamanan industri yang suram. Pada Juli lalu, 15 orang tewas dan lainnya luka-luka setelah gudang kembang api ilegal meledak di provinsi Hebei utara. Ledakan juga pernah terjadi di pabrik suku cadang di Kunshan pada Agustus 2014, yang menewaskan 71 orang. Gita Amanda