REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Warga Ibu Kota Thailand, Bangkok dikejutkan dengan ledakan bom, Senin (17/8). Ledakan mematikan tersebut menewaskan 19 orang, termasuk sejumlah wisatawan asing.
Harian The Nation, Selasa (18/8), dengan mengutip keterangan Komando Operasi Keamanan Dalam Negeri (ISOC), melaporkan ada tiga kemungkinan alasan ledakan tersebut. Alasan tersebut, yakni konflik politik, penggantian pejabat pemerintah dan aksi teror internasional. ISOC mengesampingkan gerilyawan di wilayah selatan.
Perdana Menteri Prayuth Chan ocha menyerukan pertemuan darurat tingkat tinggi para pejabat pemerintah dan perwira militer yang bertugas dalam urusan keamanan nasional di markas Polisi Nasional.
Wakil Juru Bicara Pemerintah Mayjen Werachon Sukhondhapatak mengatakan tak ada instruksi bagi penutupan lembaga pendidikan atau keuangan.
Namun Pemerintah Metropolitan Bangkok (BMA) telah mengumumkan semua sekolah di bawah BMA ditutup pada Selasa karena kekhawatiran terhadap keselamatan murid dan guru.
Junta Thailand, Dewan Nasional bagi perdamaian dan Ketenangan (NCPO), telah membantah desas-desus lembaga itu mengumumkan keadaan darurat di Bangkok.