Selasa 18 Aug 2015 21:44 WIB

Menteri Yohana: Posko Pengungsian Sinabung tak Layak Anak

Rep: Issha Harruma/ Red: Karta Raharja Ucu
  Warga melintas di jalan ketika hujan abu vulkanik erupsi Gunung Sinabung, di Berastagi, Karo, Sumatera Utara, Jumat (26/6).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Warga melintas di jalan ketika hujan abu vulkanik erupsi Gunung Sinabung, di Berastagi, Karo, Sumatera Utara, Jumat (26/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise menyebut posko pengungsian pengungsi erupsi Gunung Sinabung tidak layak anak. Hal tersebut ia sampaikan setelah membaca laporan yang masuk dan mengunjungi posko Sempajaya di Desa Sigarang-Garang dan posko Tongkoh di Desa Tongkoh, Kecamatan Dolatrayat, Karo, Sumatra Utara hari ini.

"Tidak layak sama sekali untuk anak-anak. Tidak ada ruang untuk belajar, untuk bermain. Semua menumpuk di situ. Orang tuanya juga, privacy mereka tidak terjaga. Semua keluarga bercampur," kata Yohana kepada ROL usai mengunjungi Posko Tongkoh, Sumatera Utara, Selasa (18/8).

Dalam kunjungannya, Yohana berdialog langsung dengan para pengungsi, khususnya pelajar SD hingga SMA. Para pengungsi pun tak segan untuk menyampaikan keluhan serta harapan mereka kepada pemerintah, termasuk pada Yohana.

"Hak-hak mereka tidak diperhatikan, begitu juga tumbuh kembang mereka karena itu menyangkut gizi juga. Ada keluhan dari koordinator-koordinator posko bahwa mereka kurang gizi," ujarnya.

Yohana mengatakan, para pengungsi anak seharusnya dapat belajar dengan fasilitas yang layak sebagai anak sekolah. Lingkungan posko pengungsian, lanjutnya, harus dibuat layak untuk anak dan perempuan. Jaminan keamanan dan pemenuhan hak pun, kata Yohana, harus terus dijaga bukan hanya di lingkungan pengungsian, namun juga di lingkungan luar.

"Itu tugas utama kita dan kementerian lain untuk menciptakan itu semua bersama pemerintah. Saran saya relokasi secepatnya," kata Yohana.

Dalam kunjungan tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan berupa peralatan sekolah kepada pengungsi anak. Ia pun berjanji akan berkoordinasi dengan kementerian lain yang terkait untuk membantu menyelesaikan persoalan pengungsi anak.

"Misalnya, dikatakan ke sekolah saja mereka tidak punya kendaraan, menumpang di atas bus-bus, truk-truk, itu sebetulnya tidak boleh anak-anak kita begitu. Mereka harus dilindungi negara. Saya akan komunikasikan dengan Kemenhub untuk bisa sediakan angkutan jemputan," ujarnya.

"Terkait dana pendidikan, akan saya teruskan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," kata Yohana lagi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement