REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pejabat pemerintah dan polisi Thailand menghadiri upacara keagamaan yang diselenggarakan bagi para korban peledakan bom di sebuah vihara, Jumat (21/8).
Bukti yang ada hanya merupakan rekaman video keamanan yang memperlihatkan seorang pria muda tak dikenal yang memasang bom di dalam tas punggung di Kuil Erawan.
Sebanyak 20 orang meninggal, 14 di antaranya adalah orang asing, termasuk tujuh orang dari Cina dan Hong Kong. Pihak berwenang berspekulasi pria muda yang terlihat di rekaman video kemudian menghilang bisa jadi orang asing, atau orang Thailand yang menyaru sebagai wisatawan.
Spekulasi awal menyebutkan kemungkinan pelaku adalah jaringan internasional. Namun, kini dikesampingkan.
Kepala Polisi Samyot Pumpanmuang pada Jumat kembali pada pendapat sebelumnya tersangka pengebom adalah anggota suatu jaringan yang sedikitnya beranggotakan 10 orang yang telah merencanakan peledakan itu selama sebulan.
"Kami belum mendapat keterangan kelompok teroris internasional dan berpikir kemungkinan mereka tidak berhubungan," kata Samyot kepada wartawan setelah mendatangi upacara yang dilakukan dengan tata cara lintas agama di pusat perbelanjaan di seberang jalan vihara itu.
"Apa yang sudah nyata adalah tindakan ini dimaksudkan menyudutkan pemerintah, merusak kepercayaan diri dan menakut-nakuti wisatawan untuk bepergian ke Thailand," katanya kepada wartawan.
Kuil Erawan yang dibuat untuk memuja dewa-dewa Hindu, sangat terkenal di kalangan wisatawan asal Cina. Pemerintah tidak yakin wisatawan Cina adalah sasaran serangan itu. Pengumuman mengenai perkembangan penyelidikan disiarkan dalam bahasa Thailand, Mandarin serta Inggris.