REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Thailand, sebuah negara dengan kekayaan budaya yang melimpah, bukan hanya terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan kekayaan kuliner yang luar biasa. Namun, yang membuatnya semakin menarik adalah komitmen Thailand dalam pengembangan dan promosi produk halal.
Terkini, Thailand mulai memperkuat kerjasama dengan salah satu negara teluk yakni Bahrain. Kedua negara sepakat untuk memperkuat hubungan perdagangan mereka, khususnya di sektor produk halal.
Dalam beberapa tahun terakhir, kedua negara mengalami peningkatan perdagangan yang signifikan dan sebagian didorong oleh berkembangnya industri halal Thailand. Pada Kamis (26/9/2024) para pejabat kedua negara melakukan pertemuan guna membahas potensi kolaborasi di sektor halal, yang mencakup makanan, pameran, dan ekosistem halal yang lebih luas.
Wakil Ketua Komite Sektor Pangan Kamar Dagang Bahrain Shaikh Rashid bin Khalifa Al Khalifa mengatakan, reputasi Thailand sebagai eksportir terkemuka produk pangan berkualitas tinggi sejalan dengan komitmen Bahrain untuk meningkatkan keamanan dan kualitas pangan. Ia pun menyarankan agar kedua negara menjajaki peluang untuk pertukaran pengetahuan dalam pengolahan pangan, khususnya terkait sertifikasi dan standar halal.
“Sektor swasta Bahrain ingin bermitra dengan para pebisnis Thailand untuk meningkatkan kualitas dan variasi makanan halal. Dengan membangun rantai pasokan yang kuat, Bahrain dan Thailand dapat memposisikan diri sebagai pemimpin dalam industri makanan halal global,” kata dia seperti dikutip dari Zawya, Ahad (29/9/2024).
Shaikh Rashid juga menyoroti pentingnya ketahanan pangan bagi Bahrain, dengan menekankan prioritas pemerintah dalam memastikan pasokan pangan yang andal. Ia mencatat bahwa sektor swasta memainkan peran penting dalam mendukung upaya ini, dan memperkuat hubungan dengan Thailand dapat membantu mendiversifikasi sumber pangan.
Kuasa Usaha Kedutaan Besar Kerajaan Thailand Nuttapat Chumnijarakij menekankan hubungan ekonomi yang semakin erat antara Thailand dan Bahrain. Ia menyoroti peningkatan signifikan dalam nilai perdagangan antara kedua negara selama paruh pertama tahun ini, yang sebagian didorong oleh industri halal Thailand yang berkembang pesat.
Chumnijarakij menyarankan agar Thailand dan Bahrain dapat menjajaki kerja sama dalam berbagai aspek sektor halal, termasuk makanan, pameran, dan ekosistem yang lebih luas. Terlebih, Thailand juga mentargetkan akan menjadi pusat halal di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2027, tak hanya itu negara-negara di kawasan Teluk (GCC) juga menjadi sasaran utama ekspor halal Thailand.
Dalam pertemuan bilateral pada Kamis kemarin, negara gajah putih itu menawarkan produk bersertifikat halal, mulai dari makanan ringan dan teh hingga pasta gigi dan peralatan dapur. Hadir dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Kedua Kamar Dagang Bahrain Mohamed Alkooheji menyatakan optimisme tentang potensi pertumbuhan dan inovasi melalui kolaborasi antara Bahrain dan Thailand.
Sementara Direktur Pendiri Pusat Sains Halal di Universitas Chulalongkorn Winai Dahlan menekankan potensi teknologi blockchain untuk meningkatkan standar produk halal. Diketahui, Thailand memiliki Pusat Sains Halal di Universitas Chulalongkorn yang aktif melakukan inovasi dan riset dalam pengembangan produk halal.
Meskipun mayoritas penduduknya non-Muslim, Thailand sangat fokus dalam memperluas bisnis makanan dan minuman halal untuk memenuhi kebutuhan komunitas Muslim lokal, menarik minat wisatawan Muslim, dan membidik pasar ekspor ke negara-negara Timur Tengah. Dengan demikian, Thailand terus bergerak maju sebagai pusat penting dalam industri halal secara global.