REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yakub menjelaskan Nabi Muhammad SAW tidak pernah mencontohkan haji atau umrah berulang kali.
Kiai Ali justru mempertanyakan siapa yang dijadikan contoh oleh sebagian umat Muslim di Indonesia, yang melaksanakan ibadah haji atau umrah secara berulang kali atau bahkan setiap tahun.
Dia menerangkan Rasulullah memiliki kesempatan sekitar 10 kali untuk melaksanakan ibadah haji semasa hidupnya. Belum lagi kesempatan Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan ibadah umrah yang bisa mencapai ratusan atau mungkin ribuan kali semasa hidup.
Namun, Rasulullah hanya melaksanakan ibadah haji selama satu kali serta menjalankan ibadah umrah hanya dua kali semasa hidupnya.
"Seandainya itu bagus, sudah pasti Nabi duluan yang mencontohkan," kata Ali, Jumat (21/8).
Ali mengungkapkan salah satu alasan mengapa Rasulullah tidak melakukannya secara berulang karena Nabi lebih mementingkan ibadah sosial. Ibadah sosial tersebut di antaranya membiayai perang kala itu serta menyantuni banyak anak yatim dan janda-janda telantar yang suaminya gugur dalam peperangan.
Dilihat dari kondisi masyarakat Indonesia saat ini, Ali menyatakan umat Muslim yang sudah pernah melaksanakan ibadah haji atau umrah, dan kembali mendapatkan rezeki yang cukup banyak, agar lebih memilih menyantuni anak yatim dan janda-janda. Bahkan, Islam sendiri mengajarkan kalau menyantuni anak yatim dan janda, diibaratkan mati dalam keadaan syahid.
Selain itu, Ali yang juga pernah menuntut ilmu selama lebih dari sembilan tahun di Arab Saudi juga menyebut para pelajar di sana termasuk salah satu yang layak dibantu jika memiliki rezeki lebih. Para pelajar di sana, meskipun sangat sering membantu jamaah asal Indonesia yang tersasar, tidak jarang mereka sendiri hanya membawa badan karena hanya memiliki uang yang pas-pasan.
"Jika haji ulang atau umroh ulang tidak pernah dicontohkan Nabi, mereka mencontoh siapa," kata dia.