REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Pelatih baru Real Madrid Rafa Benitez mengatakan pada pekan lalu tidak cemas mengenai minimnya gol yang dibukukan timnya pada pertandingan-pertandingan pemanasan akhir. Sebelum Los Blancos memulai musim baru La Liga Spanyol dengan bertandang ke markas tim promosi Sporting Gijon.
Kata-kata itu seolah menjadi senjata makan tuan pada Senin (24/8) dinihari WIB, ketika Madrid yang dihuni pemain-pemain mahal ditahan imbang 0-0 oleh Gijon di Stadion Molinon, di mana Pemain Terbaik Dunia Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale, pemain termahal di dunia, gagal memasukkan bola ke gawang lawan.
Ini merupakan kesuksesan bagi Gijon, yang bujet tahunannya pada 2014/2015 100 kali lebih kecil daripada bujet Real, sementara itu Benitez dibuat kesal dengan buruknya akurasi tembakan dari pada pemainnya, namun menegaskan bahwa ia masih optimistis Real dapat mengamankan trofi pada musim ini.
Benitez, yang merupakan pemain dan pelatih di akademi Real sebelum kemudian melatih sejumlah klub termasuk Valencia, Liverpool, Chelsea, Inter Milan, dan Napoli, menggantikan Carlo Ancelotti yang dipecat setelah Real gagal menjuarai Liga Champions, Liga Spanyol, atau Piala Raja pada musim lalu.
"Kami menyelesaikan pertandingan dengan memainkan formasi 4-3-3 untuk berusaha menjaga agar para pemain dapat mencetak gol di lapangan, lebih memiliki kendali di lapangan tengah, dan para bek menawarkan kedalaman," kata Benitez pada konferensi pers.
"Saya pikir kami mampu melakukan itu semua namun kami kurang presisi pada bola akhir dan tidak cukup tajam di depan gawang," tambah pria 55 tahun itu. "Ini merupakan masalah meningkatkan presisi kami, kebugaran fisik kami, dan cara kami berfungsi sebagai satu unit."
Pertandingan Real selanjutnya adalah menjamu Real Betis pada Sabtu, di mana para penggemar di Bernabeu akan mengharapkan sepak bola yang menghibur dan kemenangan yang meyakinkan. Apapun selain hal itu maka Benitez dapat menjadi subyek cemoohan yang mendera Ancelotti pada musim kedua sekaligus terakhirnya.