Ahad 30 Aug 2015 17:19 WIB

Fokus, Tottenham

Rep: c93/ Red: Fernan Rahadi
Harry Kane
Foto: AP Photo/Tim Ireland
Harry Kane

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Pekan ketiga Liga Primer Inggris akan menyuguhkan laga seru yang mempertemukan dua tim papan tengah, Tottenham Hotspurs dan Everton di White Haet Line Stadium, Sabtu (29/8) malam WIB. Kedua kesebelasan dipastikan akan memperagakan permainan ngototnya demi memperbaiki posisi mereka di klasemen. Bagaimana tidak, kedua tim yang bisanya menjadi ancaman serius the big four, harus mengawali musim 2015/2016 dengan hasil yang kurang menjanjikan.

 

The Lilywhites hanya mengantongi dua poin dari tiga laga yang telah dijalaninya, berkat satu kekalahan dan dua hasil imbang. Sementara Everton mengalami nasib yang lebih baik setelah mengoleksi satu hasil imbang, satu kemenangan dan satu kekalahan. Kegagalan Spurs memperoleh poin sempurna pada setiap laga yang telah dijalaninya bisa dikatakan karena anak asuh Mauricio Pochettino ini kerap kehilangan konsentrasi.

 

Tengok saja, ketika Spurs harus mengakui keunggulan Manchester United berkat gol bunuh diri Kyle Walker. Jelas terlihat bagaimana benteng pertahanan The Lilywhites kehilangan konsentrasi sehingga tidak siap mengantisipasi serangan lawan. Konsentrasi kembali menjadi biang kegagalan pasukan Pochettino ketika mereka ditahan imbang Stoke City. Spurs yang sudah unggul dua gol di babak pertama, harus rela membawa pulang satu poin setelah gawang Lloris diberondong dua gol dari Arnautovic dan Diouf hanya dalam waktu lima menit.

 

Nahasnya, kejadian serupa kembali terulang ketika The Lilywhites ditahan imbang Leicester City dengan skor 1-1. Spurs yang sempat unggul lewat gol Dele Alli di di menit 81 lagi-lagi tak mampu mempertahankan keunggulan. Adalah Wes Morgan yang menjadi mimpi buruk Spurs setelah mampu menceploskan bola ke gawang Lloris semenit setelah terciptanya gol  Dele Alli.

 

“Kita harus belajar dari pertandingan sebelumnya. Harusnya, setelah mencetak gol, kita bisa lebih konsentrasi dan lebih kuat untuk mempertahankan keunggulan,” kata sang Kapten, Hugo Lloris, dilansir dari laman resmi klub, Selasa (24/8). Spurs memang harus bisa secepat mungkin keluar dari keterpurukan yang mereka alami saat ini. Terlebih, musim ini mereka menargetkan bisa finis di empat besar dan berlaga di Liga Champions musim depan.

 

Belum terlambat kiranya bagi Mauricio Pochettino untuk mengembalikan semangat juang anak asuhnya untuk mengarungi sisa musim yang masih sangat panjang. Terlebih, jika pelatih berusia 43 tahun tersebut bisa menyeimbangkan mental menyerang dan mental bertahan pasukan The Lilywhites. Semangat serta fisik pemain-pemain muda di dalam skuad Tottenham bisa menjadi modal utama, jika saja pelatih berkebangsaan Argentina tersebut bisa memanfaatkan potensi tersebut.

 

Kemenangan kontra Everton akan sangat penting, mengingat itu bisa menjadi titik kebangkitan pasukan The Lilywhites. Memiliki waktu istirahat lebih lama ketimbang Everton yang harus menghadapi Barnsley pada gelaran Piala Liga, Kamis (26/8), membuat para pemain Tottenham yakin bisa memperoleh tiga poin pertama mereka. “Kami sangat percaya diri jelang pertandingan melawan Everton. Kami yakin akan bisa memenangkan pertandingan tersebut,” tambah Gelandang Tottenham, Ryan Mason.

 

Sementara itu, persiapan kubu tamu sedikit terganggu ketatnya jadwal pertandingan. Meski mereka bisa menaklukan Barnsley dengan skor 5-3, namun kelelahan yang dialami para punggawa The Toffees tak bisa terhindarkan. Pelatih Roberto Martinez kiranya perlu melakukan beberapa rotasi agar anak asuhnya terhindar dari cedera.

 

Meski begitu, pelatih berusia 42 tahun tersebut nampaknya tidak ingin mengeluhkan kendala tersebut. Sebab, menurutnya setiap pemain harus siap menghadapi berbagai kondisi dalam kompetisi, termasuk ketatnya laga yang harus dijalani. “Anda harus selalu siap. Fokus dan memahami lawan adalah kunci untuk memenangkan setiap pertandingan,” kata pelatih berkebangsaan Spanyol tersebut.

 

Isu kepindahan John Stones ke Chelsea yang semakin berhembus kencang juga turut mengganggu persiapan the Toffees.Bagaimana tidak, pemain berkebangsaan Inggris tersebut merupakan palang pintu tangguh sekaligus pemain kunci Everton. Jika pemain berusia 21 tahun tersebut benar-benar hijrah ke Stamford Bridge, bikan tidak mungkin akan meninggalkan lubang di barisan pertahanan The Toffees yang mudah ditembus lawan.

 

Belum lagi, jendela transfer musim panas yang sebentar lagi akan ditutup, membuat pelatih Roberto Martinez akan sangat kesulitan mencari pengganti Stones. Oleh sebab itu, sang pelatih sangat ngotot untuk mempertahankan Stones, meski sang pemain mengisyaratkan keinginannya berseragam Chelsea. Tak heran, jika isu kepindahannya tersebut juga malah menjadi tekanan bagi sang pemain. “John tentu berada di bawah tekanan besar, tapi dia itu pemain hebat, “ kata Martinez.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement