REPUBLIKA.CO.ID, Sabtu (29/8) petang, sejumlah suporter berkostum putih bergaris-garis oranye terlihat berada di sekeliling Stadion Gelora Bangkalan, Madura. Malam itu, di stadion berkapasitas 15 ribu penonton itu akan digelar laga perempat final Piala Kemerdekaan 2015 antara tuan rumah Persepam Madura Utama melawan Kalteng Putra.
Jika dilihat dari luar stadion, agak sulit mempercayai jika laga yang akan digelar malam itu adalah sebuah laga perempat final berskala nasional. Hal itu disebabkan baru puluhan suporter saja yang datang meskipun waktu kick-off tinggal menyisakan kurang dari dua jam saja.
Mustain Saleh, salah seorang pengurus kelompok suporter Persepam bernama K-Conk Mania, beranggapan sepinya suasana di stadion pada laga tersebut disebabkan karena mepetnya jadwal antara laga penyisihan grup terakhir dengan fase perempat final. Selain itu, sepanjang babak penyisihan Piala Kemerdekaan tahun ini juga tidak disiarkan langsung televisi nasional.
"Kami dari kelompok suporter hanya punya waktu satu kali 24 jam untuk berkonsolidasi. Kemudian seandainya turnamen ini disiarkan televisi sejak babak penyisihan, saat ini masyarakat pasti akan berbondong-bondong datang ke stadion," kata Mustain yang juga sekretaris panpel pertandingan malam itu.
Untungnya, selain K-Conk Mania, Madura juga memiliki elemen-elemen suporter lain seperti Taretan Mania, Pecot Mania, dan sejumlah kelompok bekas pendukung Perseba Bangkalan. Nama klub yang disebut terakhir sudah dibubarkan dua tahun lalu dan berganti nama menjadi Pusamania Borneo FC, tim yang lolos ke Liga Super Indonesia (ISL) musim lalu.
Kelompok-kelompok suporter tersebut bersatu-padu memberikan dukungan tiap kali Persepam bertanding di Piala Kemerdekaan kali ini. Meskipun diakui Mustain, atensi para suporter tersebut menurun usai degradasi dari ISL musim lalu.
"Harus diakui perubahan manajemen serta tidak adanya pemain asing mempengaruhi atensi menonton Persepam. Apalagi kompetisi sedang vakum seperti saat ini," kata Mustain.
Ironisnya, Persepam justru tampil ciamik pada pagelaran yang digelar Tim Transisi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tahun ini. Meskipun diliputi jadwal yang berubah-ubah, Laskar Ronggo Sukowati mampu menyapu bersih lima laga Grup D Piala Kemerdekaan sehingga memastikan mereka menjadi juara grup.
Ditunjuk menjadi tuan rumah pada babak perempat final tidak serta-merta menjadi hal yang menguntungkan bagi Persepam. Apalagi Tim Transisi baru mengumumkan penunjukan Stadion Bangkalan sebagai salah satu tuan rumah pada Kamis (27/8) alias dua hari sebelum laga perempatfinal. Hal itu membuat panpel pertandingan cukup kelabakan.
"Untungnya kami sudah terbiasa menggelar event sekelas ISL sehingga kami bisa mempersiapkan segala sesuatunya dalam waktu 24 jam saja. Bahkan izin penggunaan stadion yang normalnya baru bisa diperoleh tiga hari kali ini bisa kami peroleh dalam waktu dua hari saja," tutur Ketua panpel pertandingan, Ram Halili, ditemui sebelum laga.
Melawan Kalteng Putra kemarin, anak-anak Persepam kembali tampil luar biasa. Meskipun hanya diperkuat beberapa pemain yang tampil di ISL musim lalu, skuat Jaya Hartono mampu tampil memikat dan menghibur para penonton yang hadir.
Menekan sejak menit pertama, Persepam sempat dibuat frustrasi karena ketatnya lini pertahanan Kalteng Putra, tim yang sebelumnya pernah berlaga di Indonesian Premier League (IPL) dengan nama Persepar Palangkaraya. Meskipun banyak melahirkan peluang emas selama 45 menit pertama, babak pertama berakhir dengan kedudukan 0-0.
Pada babak kedua, FX Yanuar dan kawan-kawan tetap tampil trengginas. Mereka pun akhirnya menang dengan skor telak 5-1 setelah lima gol yang diciptakan hanya sanggup dibalas satu gol oleh Kalteng Putra. Striker Persepam, Sirvi Arvani, menjadi bintang kemenangan Laskar Sape Ngamok setelah eks striker Persita Tangerang itu mencetak empat gol. Satu gol lainnya dicetak gelandang Lucky Wahyu.
Usai laga, pelatih Jaya Hartono mengaku puas melihat performa anak-anak asuhnya. Meskipun hanya memiliki persiapan selama sepekan sebelum turnamen dimulai, ia menyebut timnya tampil semakin baik dalam perjalanannya hingga perempat final. Ia pun tak menolak jika timnya dikatakan sebagai salah satu kandidat kuat juara Piala Kemerdekaan 2015.
"Kami menargetkan menjadi juara. Kami benar-benar siap untuk itu. tentunya ini berkat dukungan para suporter dan manajemen yang sangat kompak. Namun kami akan konsentrasi babak demi babak," ujar eks pelatih Persib Bandung itu.
Jaya pun berharap turnamen Piala Kemerdekaan ini bisa menjadi tonggak lahirnya kompetisi sepak bola nasional. Tentunya, dengan catatan kompetisi nantinya bisa dikelola secara profesional, tidak terkesan karut-marut seperti penyelenggaraan turnamen yang digelar Tim Transisi saat ini dimana jadwal sering berubah-ubah.
"Kami semua berharap kompetisi akan kembali berjalan dengan normal. Bagaimanapun tim butuh bermain mengingat ketidakjelasan kompetisi akan berdampak tidak baik bagi pemain," ujar pelatih berusia 51 tahun itu.
Jaya pun mengisyaratkan akan melakukan sedikit perombakan tim seandainya nantinya benar-benar mengikuti kompetisi. Hal itu disebabkan skuat yang ada sekarang jauh dari kesan ideal. Harapannya, Persepam bisa kembali mengharumkan tanah Madura pada kompetisi kasta tertinggi di Tanah Air.