Kamis 10 Sep 2015 04:50 WIB

Trump Versus Clinton, Siapa Lebih Unggul?

Donald Trump
Foto: EPA/Justin Lane
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Donald Trump menjadi calon kandidat presiden AS yang cukup diperhitungkan. Meskipun ia masih harus bersaing di internal Partai Republik, namun namanya sudah digadang-gadang bakal maju dalam pilpres tahun depan.

Salah satu pesaing yang disebut bakal bertarung dengan Trump adalah Hillary Clinton, dari Partai Demokrat. Senada dengan Trump, Clinton juga masih harus bersaing di internal partai pendukung Presiden Barack Obama itu.  Lantas bagaimana jika keduanya benar-benar bertarung? Siapa yang akan unggul?

Belum lama ini SurveyUSA merilis hasil jajak pendapat untuk pemilihan presiden Amerika Serikat.  Hasilnya jika pemilihan digelar saat ini, Donald Trump bakal unggul tak hanya rival separtainya tapi juga nama-nama besar dari Partai Demokrat, Hillar Clinton. 

Trump berhasil mengalahkan Hillary dengan perbandingan 45 persen dan 40 persen. Trump juga unggul atas calon kandidat Demokrat lain Senator Bernie Sanders dengan margin 44 banding 40 persen.

Trump juga menang jika bersaing dengan sejumlah nama yang belum menyatakan deklarasi seperti mantan Wakil Presiden AS Al Gore dan Wakil Presiden AS Joe Biden.

Akan tetapi, survei tersebut menggunakan metode yang tidak biasa. Jajak pendapat yang memiliki margin of error 3,3 persen itu menanyakan 1.000 orang dewasa dengan 900 di antaranya merupakan pemilih.

Pertanyaan-pertanyaan dalam survei itu mengidentifikasi para kandidat hanya dengan nama tanpa menunjukkan afiliasi partainya. Taktik itu dinilai dapat menghindari kesalahan hasil karena banyak pemilih yang memberikan suara bergantung pada partai dukungan mereka.

Meski begitu, Demokrat merilis hasil jajak pendapat yang menunjukkan Clinton unggul dari Trump 46 banding 44 persen dengan margin of error 2,8 persen. Survei  menunjukkan Trump dan Sanders sama kuat sementara Biden berada sedikit lebih unggul dari Trump.

Namn Trump menjadi terkendal di Indonesia setelah pertemuannya dengan Ketua DPR RI Setya Novanto.

sumber : US News
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement