Rabu 16 Sep 2015 14:30 WIB

Kadin Sumbar: Kenaikan BBM Sebabkan Penduduk Miskin Makin Banyak

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Seorang petugas melayani penjualan bahan bakan minyak (BBM) di salah satu SPBU Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/3).
Foto: Prayogi/Republika
Seorang petugas melayani penjualan bahan bakan minyak (BBM) di salah satu SPBU Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan jumlah penduduk miskin di Indonesia bertambah. Kepala Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) Asnawi Bahar menilai, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi biang peningkatan jumlah penduduk miskin.

"Kenapa angka kemiskinan naik, karena harga BBM itu. Komponen kehidupan naik, membuat (warga yang bersatatus) mendekati miskin menjadi miskin," kata Asnawi, Rabu (16/9).

Ia menjelaskan, kenaikan harga BBM berakibat terhadap melambungnya biaya kebutuhan serta barang-barang lainnya. Apalagi, ujar Asnawi, kenaikan harga BBM saat itu diikuti dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL), walapun saat ini tarif tersebut sudah turun.

Selain itu, menurutnya, program-program yang dijalankan pemerintah tidak bisa dirasakan dampaknya secara instan. Program tersebut, memakan waktu lama, serta membutuhkan penyesuaian di banyak sektor.

Selain itu, Asnawi mengatakan, lambannya penyerapan anggaran belanja pemerintah turut menjadi penyumbang bertambahnya jumlah penduduk miskin. Sebab, menurutnya, tidak terserapnya uang yang masih berada di pemerintah justru membuat kesempatan kerja pun semakin terbatas.

"Ekonomi menjadi tidak bergerak cepat. Soalnya penyerapan anggaran juga tidak bergerak. Angka kemiskinan sejalan dengan pengangguran," tuturnya.

Ia mengatakan, di Indonesia, pekerjaan terbanyak berada pada sektor informal. Sehingga, bila program atau proyek pemerintah tidak berjalan, maka banyak pekerja informal yang tidak bekerja.

"Yang tidak bekerja itu, yang menimbulkan angka kemiskinan tinggi. Itu poin yang penting," ujar Asnawi.

Sementara itu, berdasarkan data BPS Provinsi Sumatra Barat, jumlah penduduk miskin di provinsi tersebut pada Maret 2015 adalah 379.609 jiwa. Jumlah tersebut, naik sebanyak 24.871 jiwa dibandingkan pada September 2014 sebanyak 354.738 orang. Wilayah perkotaan naik sebanyak 9.502 jiwa, dan jumlah penduduk miskin perdesaan juga mengalami kenaikan sebanyak 15.369 orang.

Secara persentase, penduduk miskin naik sebesar 0,42 persen dari periode September 2014 ke Maret 2015, yaitu dari 6.89 persen menjadi 7,31 persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement