REPUBLIKA.CO.ID, JUBA -- Lebih dari 100 orang tewas di Sudan Selatan ketika sebuah truk bahan bakar minyak meledak. Saat itu, kerumunan warga mencoba mengumpulkan bahan bakar ketika truk menyimpang dari jalan.
Menteri Informasi di Western Equatoria Charles Kisagna mengatakan, selain korban tewas, sedikitnya 50 orang luka parah akibat ledakan Rabu (16/9) tersebut.
Truk tersebut melaju dari Juba menuju Western Equatoria.
Banyaknya korban tewas disebabkan karena tidak adanya fasilitas medis untuk menangani korban yang terbakar parah. "Kami tidak memiliki peralatan medis dan orang-orang ini tidak dapat bertahan hidup," kata dia.
Insiden tersebut telah terjadi sebelumnya di wilayah Afrika timur di mana tanker bahan bakar sering melakukan perjalanan jarak jauh dengan sepanjang jalan berlubang. Tanker juga harus melewati masyarakat miskin.
Hampir tidak ada jalan aspal di Sudan selatan yang merupakan salah satu negara termiskin di Afrika. Negara ini telah terperosok dalam konflik sejak Desember 2013.
Pemberontak dan pemerintah menandatangani perjanjian damai pada Agustus meskipun gencatan senjata telah dilanggar.
Namun juru bicara kepresidenan, Ateny Wek Ateny mengatakan, ledakan pada Rabu tersebut tidak terkait dengan konflik. "Ini adalah kecelakaan," katanya.