REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski turnamen Piala Kemerdekaan telah selesai dihelat pekan lalu, penyelenggaraan turnamen yang digagas Tim Transisi bentukan Kemenpora ini memiliki beberapa masalah di dalamnya.
Sekretaris Jenderal Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), Heru Nugroho, mengatakan kekecewaannya mengenai penyelenggaraan Piala Kemerdekaan. Penundaan jadwal pertandingan dan keterlambatan pembayaran match fee untuk tim yang bertanding serta offisial pertandingan menjadi persoalan dalam turnamen.
Karena itu, BOPI akan memanggil PT Cataluna Sportindo sebagai event organizer turnamen Piala Kemerdekaan. Rencannya, awal pekan ini pihaknya akan melakukan pemanggilan.
Heru mengatakan Piala Kemerdekaan adalah salah satu upaya yang dilakukan tim transisi dalam rangka membangun tata kelola sepakbola yang baik. Namun, masalah muncul karena persiapan acara yang dinilai belum cukup matang.
“Itu niat yang harus kita apresiasi, tapi niat baik saja tidak cukup. BOPIi harus lebih kerja keras bagaimana membangun tata kelola sepak bola yang sudah remek selama puluhan tahun,” kata Heru kepada Republika.co.id, Ahad (20/9).
Heru merasa kecewa dengan Cataluna sebagai EO yang dinilainya tidak memiliki cukup modal dalam men-cover penyelenggaraan sepak bola. Seharusnya, Cataluna memiliki modal terlebih dahulu dan tidak mengandalkan turunnya dana dari sponsor.
Dalam hal ini, Heru menilai Cataluna belum cukup berpengalaman dalam mengelola jalannya kompetisi sepakbola. Meski demikian, ia menilai penyelenggaraan turnamen secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik. Ia juga mengapresiasi pertandingan sepakbola yang tidak dicampuradukkan dengan masalah match fixing.
“itu satu harga yang tidak bisa dinilai. Ini pelajaran sangat berharga bagi kita semua, terutama bagi Tim Transisi. Niat baik saja tidak cukup,” lanjutnya.
Selain penunjukkan operator kompetisi yang berlarut-larut, hingga lima menjelang kompetisi, Tim Transisi baru mengumumkan PT Cataluna sebagai EO. Laga empat besar Piala Kemerdekaan yang rencananya diselenggarakan pada awal September, baru terselenggara pada 10 September lalu.
Sementara itu, adanya pemindahan venue dari Stadion Manahan, Solo, ke Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, menjadi permasalahan dalam penyelenggaraan turnamen.