Selasa 22 Sep 2015 22:31 WIB

Pakai Biodiesel, PLN Dapat Subsidi dari Dana Sawit

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perusahaan Listrik Negara/PLN (ilustrasi)
Foto: Antara/Zabur Karuru
Perusahaan Listrik Negara/PLN (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDP) Bayu Krisnamurthi mengatakan dana sawit tidak hanya digunakan untuk mensubsidi solar biodiesel B15 untuk kendaraan. Tapi juga akan digunakan untuk mensubsidi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang juga wajib menggunakan biodiesel untuk memasok kebutuhan listrik.

Bayu mengatakan kebijakan tersebut diputuskan dalam rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (22/9). Kebijakan menggunakan dana sawit untuk mendukung biodiesel PLN berlaku mulai 1 Oktober 2015.

"Sudah disepakati bersama bahwa selisih harga biodiesel untuk PLN juga didukung dari dana sawit," kata Bayu di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (22/9).

Dengan perubahan dana ini, total subsidi biodiesel yang akan dikeluarkan dari dana sawit tahun ini sekitar Rp 2,5 triliun. "Jadi sekarang subsidi selisih harga bukan hanya untuk PSO solar (solar bersubsidi), tapi juga untuk PLN," kata Bayu.

Bayu mengatakan program mandatori biodiesel ini memiliki banyak manfaat. Pertama,  ujar Bayu, program ini bisa menyelamatkan industri strategis khususnya kelapa sawit yang harganya sedang anjlok. Dia bahkan mengklaim harga sawit sudah mulai naik dengan adanya program ini.

Selain itu, manfaat lainnya adalah menjaga devisa negara serta mengurangi tekanan rupiah terhadap dolar AS dengan berkurangnya impor solar. Dia mengungkapkan, nilai impor solar akan berkurang sekitar 360 juta dolar AS karena Pertamina dan PLN menyerap biodiesel sekitar 1 juta kl pada tahun ini.

Direktur Utama PT PLN (persro) Sofyan Basir mengungkapkan PLN akan membeli biodiesel dari Pertamina sebanyak 266 ribu kl tahun ini. Hingga Akhir Agustus, PLN sudah menyerap 150 ribu kl. "Semoga dengan kebijakan ini dapat membantu para petani sawit karena harga sawit akan merangkak naik," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement