REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia kembali melakukan serangan udara terhadap kelompok militan negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah. Kementerian pertahanan Rusia mengatakan, serangan udara menyasar markas ISIS di Idlib, Hama, dan Homs.
Pesawat Sukhoi-24M dan Sukhoi-25 menyerang gudang amunisi di dekat Idlib, dan pusat komando ISIS di dekat Hama. Serangan dikabarkan menghancurkan sebuah fasilitas yang terletak di utara Homs.
Kementerian Pertahanan Rusia menambahkan, serangan menghindari daerah permukiman penduduk.
‘’Tujuan dari serangan ini adalah untuk membantu pasukan Presiden Bashar al-Assad berjuang melawan ekstremis. Tujuannya adalah untuk membantu angkatan bersenjata Suriah di tempat-tempat yang lemah,’’ kata juru bicara Rusia Dmitry Peskov seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Jumat (2/10).
Kementerian Pertahanan Rusia mengaku salih bertukar informasi intelijen dengan pasukan bersenjata Iran dan Irak. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan kabar warga sipil yang tewas dalam serangan udara Rusia di Suriah tidak berdasar.
Dia mengklaim, Rusia telah mengkoordinasikan serangan di Suriah dengan intelijen AS dan Pentagon. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, militer Rusia hanya menyerang kelompok teroris. Tetapi Prancis dan AS menyatakan keraguannya bahwa Rusia menargetkan ISIS.
Secara terpisah, juru bicara militer AS mengatakan, koalisi pimpinannya tidak akan mengendurkan serangan pada ISIS meskipun Rusia kini terlibat.