REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad SAW selain seorang nabi dan rasul, juga sosok pemimpin yang andal. Rasul dikenal pula sebagai pemimpin militer yang piawai. Keberadaan alat perang, seperti pedang, tentu mutlak diperlukan. Dalam tradisi Arab, pedang juga merupakan simbol keperkasaan.
Abd al-Aziz al-Lumthi al-Miknasi dalam kitab Qurrat al-Abashar fi Sirat al-Musyaffa’ al-Mukhtar mengungkapkan usai wafat, Rasul meninggalkan sejumlah pedang yang masih terjaga hingga kini. Sebagian sejarawan menghitung jumlahnya ada 11. Tetapi, menurut al-Miknasi, riwayat yang populer totalnya ada sembilan. Berikut ini uraian sejumlah pedang yang pernah dimiliki oleh Rasul.
Al-Battar
Pedang ini merupakan bagian dari harta rampasan dari Bani Qainuqa’ di Madinah. Senjata yang memiliki panjang 101 cm itu diklaim juga pedang warisan para nabi. Terukir sejumlah nama nabi menggunakan khat Arab di pusaka ini, yaitu Daud, Sulaiman, Musa, Harun, Yusa’, Zakariyah, Yahya, Isa, dan Muhammad.
Pedang ini digunakan Nabi Daud untuk membunuh Jalut yang disebut-sebut pemilik asal senjata itu. Sebagian pakar mengklaim pedang yang sekarang tersimpan di Museum Topkapi, Istanbul, Turki, ini pulalah yang kelak dipakai Nabi Isa AS untuk melawan Dajjal.
Al-Ma’tsur
Pedang yang tersohor dengan sebutan Ma’tsur al-Fajr ini merupakan warisan peninggalan dari almarhum ayahnya, Abdullah. Ketika hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar AS, Rasul membawa pedang dengan panjang 99 cm ini, kemudian diberikan kepada Ali bin Abi Thalib. Ornamen pedang tersebut tampak terlihat cantik. Ada balutan hiasan batu zamrud dan fairuz. Tak jauh dari pegangannya, pedang yang kini berada juga di Museum Topkapi itu terukir nama Abdullah.
Dzulfaqqar
Dzulfaqar merupakan pedang rampasan yang diperoleh Rasul saat Perang Badar. Data menyebutkan, pedang ini juga diberikan ke Ali dan digunakan saat Perang Uhud. Menurut catatan sejarah, saat usai Perang Uhud dengan kekalahan di pihak umat Islam, Ali menenteng pedang ini dan kedua lengannya berlumuran darah orang-orang musyrik. Pedang yang pada sisi pisaunya terdapat kode khas itu kini juga merupakan koleksi dari Museum Topkapi.