REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kader muda Nahdlatul Ulama hendaknya memakmurkan masjid karena masjid merupakan tempat membangun peradaban, demikian disampaikan Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani dalam dakwah kebangsaan 'Nahdlatul Ulama Science and Cultural Art Olympiad (Nusantara) 2015' di Bogor, Jawa Barat, Senin (19/10).
"Fungsi masjid begitu hebat, tempat manusia membangun peradaban," kata KH Abdul. Dia mengatakan, pada masa Rasulullah SAW masjid menjadi bukti eksistensi umat Muslim memiliki tanah kelahiran. Ketika Nabi Muhammad SAW terusir dari kampung halamannya Makkah, terpaksa berhijrah ke Kota Yastrib, menjadi penanda tahun baru Islam Hijriah.
"Yang pertama kali dibangun oleh Rasul adalah Masjid. Yakni Masjid Quba, sebagai eksistensi Nabi punya tanah air. Lalu memandang pembangunan Masjid Nabawi dan mengganti nama Yastrib menjadi Madinah," katanya.
Pemikiran Rasulullah membangun masjid sebagai simbol memiliki Tanah Air. Karena yang tidak punya tanah air, tidak mempunyai sejarah. Dan yang tidak mempunyai sejarah maka negara itu akan dilupakan.
Dari masjid, Rasulullah menyebarkan Islam hingga ke pelosok negeri. Termasuk Indonesia, ajaran Islam masuk dibawa oleh pedagang Gujarat. Mereka membangunkan masjid dari Sabang sampai ke Marauke.
Masjid di Indonesia, lanjut KH Abdul, berjumlah sekitar satu juta baik masjid maupun surau. Sekitar 80 persen masjid tersebut dibangun oleh warga NU.
"NU gemar membangun masjid, tapi sayang belum memakmurkannya. Belum menjadi pusat peradaban bangsa dan umat," katanya.
Kondisi ini, lanjut dia, membuat masjid banyak yang kecurian, atau berubah nama karena sertifikatnya diubah, dan digadaikan. Belum lagi persoalan kebersihan yang jauh dari ajaran Islam yang menyebutkan kebersihan sabagian dari iman.
"Masjid di Indonesia selain kotor, WC nya bau, pintu rusak diganti spanduk. Lebih Islami orang Jepang, mereka sangat menjaga kebersihan," katanya.
Menurut KH Abdul, memakmurkan masjid merupakan pemakmuran bangsa. Berbicara kebangsaan, memakmurkan masjid sudah mengamankan bangsa.
"Ada saja satu masjid satu pemuda yang mengamankan. Satu masjid satu pemuda penggerak, satu kecamatan satu penggerak, ini sudah bagus. Inilah tugas rumah KMNU menjadi penggerak untuk memakmurkan masjid," katanya.