REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manejemen PSMS Medan percaya Tim Transisi bisa memenuhi tunggakan hadiah dan membayar utang kepada mereka sebagai panitia pelaksana Piala Kemerdekaan 2015. Pelatih PSMS Medan Andry Mahyar mengatakan sudah ada komitmen lisan dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
"Yang kami percaya sekarang adanya komitmen dari pak Sesmenpora (Alfitra Salam) soal itu. Kami masih percaya lah," ujar Andry, ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (20/10).
Andry mengatakan janji pemberian hadiah dan tunggakan dari pejabat tinggi di Kemenpora itu sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah. Meskipun, kata dia, pada awalnya ada sangkaan dan sikap kecewa yang tumbuh dari manejemen dan para pemain PSMS Medan.
"Apalagi sudah Pak Sesmen yang ngomong kan! Masa beliau bohong. Nggak mungkin lah," kata Andry.
Namun Andry pun berharap agar jumlah yang dijanjikan itu bisa rampung dalam pekan ini.
Sebelumnya, PSMS Medan protes dan kecewa kepada Tim Transisi dan mengancam akan melakukan gugatan. Itu lantaran belum diterimanya hadiah Piala Kemerdekaan 2015.
PSMS Medan menjuarai turnamen buatan Tim Transisi itu dengan mengalahkan Persinga Ngawi di final. Hadiah yang dijanjikan senilai Rp 1,5 miliar belum dibayarkan. Padahal, sudah hampir satu bulan lewat laga final.
Bukan cuma soal hadiah, Tim Transisi sebagai penanggung jawab penyelenggaraan Piala Kemerdekaan, juga belum membayar uang panita pelaksana senilai Rp 698 juta.
Selain sebagai peserta dan juara, PSMS Medan juga salah satu tuan rumah Piala Kemerdekaan. Dalam satu kesempatan, Tim Transisi beralasan belum bisa membayar hadiah dan tunggakan tersebut lantaran belum cairnya dana sponsor.
Tak ingin menjadi bahan perdebatan, Kemenpora selaku pembentuk Tim Transisi mengambil alih tanggung jawab finansial tersebut. Lewat Alfitra, Kemenpora menjanjikan untuk memberikan hak juara dan tuan rumah itu dalam pekan ini.