Rabu 21 Oct 2015 17:16 WIB

Assad Mendadak Kunjungi Moskow

Bashar Assad
Bashar Assad

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Suriah Bashar al-Assad yang sedang menghadapi pemberontakan, melakukan kunjungan mendadak ke Moskow pada Selasa (20/10) untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kremlin, Rabu (21/10), mengatakan perjalanan tersebut merupakan perjalanan luar negeri pertamanya sejak konflik dimulai pada 2011. Putin berjanji terus mendukung militer Damaskus, sambil meminta solusi politis yang melibatkan seluruh kelompok untuk mencoba memadamkan perang.

Assad berkata kepada Putin serangan udara Rusia yang diluncurkan di Suriah bulan lalu telah membantu menghentikan penyebaran terorisme di negaranya.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menjelaskan kunjungan singkat Selasa tersebut adalah kunjungan kerja, dan pada Rabu pagi Assad telah kembali ke Damaskus. Sepertinya Kremlin menunggu pemimpin Suriah untuk kembali ke negara asalnya terlebih dulu sebelum menyebarkan berita tentang kunjungannya.

"Kami siap memberikan kontribusi tidak hanya selama pertempuran bersenjata melawan terorisme tetapi juga saat proses politik," ujar Putin kepada Assad.

Pemimpin Suriah itu juga menekankan pentingnya langkah politis selanjutnya. Dia berterimakasih kepada Putin atas keputusannya meluncurkan serangan udaranya di Suriah pada 30 September. Serangan militer mendadak itu adalah yang pertama dilakukan Rusia di luar bekas Uni Soviet sejak pendudukan Afghanistan pada 1979.

"Saya harus mengatakan langkah politis yang ditempuh Rusia sejak krisis dimulai telah mencegah kejadian di Suriah untuk berkembang ke arah yang tragis," ujar Assad yang dikatakan kembali oleh Kremlin.

"Terorisme yang saat ini menyebar di wilayah yang ada dapat mencakup area yang lebih besar dan akan tersebar ke lebih banyak kawasan jika bukan karena tindakan dan keputusan Anda," ujarnya dalam komentar yang diterjemahkan dalam bahasa Rusia.

Sekitar 250 ribu orang telah terbunuh sejak konflik meletus pada Maret 2011, dan setengah dari populasi Suriah kehilangan rumah mereka.

Putin mengatakan warga Suriah lah yang seharusnya menentukan takdir negara mereka.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement