Rabu 21 Oct 2015 23:40 WIB

Kadin Apresiasi Setahun Kinerja Jokowi-JK

Red: M Akbar
 Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (kadin), Suryo Bambang Sulisto
Foto: palingaktual.com/google
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (kadin), Suryo Bambang Sulisto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengapresiasi satu tahun kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla karena dapat menyentuh permasalahan dalam dunia usaha.

"Dari paket-paket kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah, saya rasa sudah cukup menyentuh permasalahan dunia usaha, sudah cukup menjawab harapan, aspirasi bidang usaha, misalnya mencakup kebijakan debirokratisasi, deregulasi, juga membantu usaha menengah kecil," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto di Jakarta, Rabu (21/10).

Kondisi ekonomi yang dihadapi pemerintah kini, ujar dia, sangat berat dengan melemahnya perekonomian dunia, menurunnya harga komoditas serta menguatnya perekonomian AS.

Untuk itu, menurut dia, dalam kondisi perekonomian dunia yang sulit seperti sekarang, kinerja pemerintah dalam bidang ekonomi tidak dapat diharapkan akan maksimal.

"Jadi memang kondisi lingkungan yang dihadapi memang berat. Jadi kalau mengharapkan kinerja ekonomi maksimal saya kira tidak tepat dalam konteks menghadapi perekonomian dunia yang sulit," tutur Suryo.

Meski begitu, ia mengatakan yang penting untuk menghadapi permasalahan tersebut adalah langkah-langkah dan strategi jangka menengah pemerintah agar ekonomi menjadi kuat lagi serta implementasi kebijakan yang tepat sasaran.

Terkait paket kebijakan ekonomi jilid lima yang segera diluncurkan pemerintah, Suryo berharap agar paket kebijakan tersebut menambah daya saing usaha di Indonesia.

"Harapan dunia usaha untuk paket kebijakan sederhana, kami ingin diturunkan pajak, bunga bank turun, likuidasi dilonggarkan. Ini yang kita belum lihat di paket kebijakan sebelumnya. Mudah-mudahan pemerintah memikirkan itu juga. Hal-hal itu ada kaitannya dengan daya saing kita," kata dia.

Menurut dia, biaya produksi yang mahal merupakan salah satu hal yang menyebabkan produk Indonesia kurang bisa bersaing dengan negara lain.

Sementara itu, pemerintah segera meluncurkan paket kebijakan jilid lima agar perekonomian Indonesia semakin berdaya saing dalam kompetisi global.

Dengan paket kebijakan tersebut, diharapkan Indonesia mampu bersaing dengan negara lain, misalnya Vietnam dan India yang mengalami pertumbuhan ekonomi sangat cepat.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement