REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pameran Lukisan NU Gallery, yang digelar untuk memeriahkan puncak acara Kirab Hari Santri Nasional, mendapatkan apresiasi dari kalangan luas.
Mulai dari tokoh ormas, politisi, artis, seniman hingga mahasiswa di lintas benua Eropa mengapresiasi pameran lukisan ini karya kiai dan santri ini via media sosial.
Pameran lukisan bertajuk Santri Nusantara ini, digelar oleh NU Gallery pada Kamis (22/10) di Tugu Proklamasi, Pegangsaan Timur, Jakarta. Pameran ini, menghadirkan lukisan karya KH Mustofa Bisri, Toto Ms, KH Munawir, hingga D. Zawawi Imron.
Untuk memeriahkan pameran lukisan, NU Gallery juga menggelar lomba video selfie. Ketentuannya memakai tagar atau hashtag #LukisanSantri, dengan terlebih dulu mem-follow akun Twitter @nugallery26 dan mention @harisantri_id.
“#LukisanSantri, menjadi trending topic Indonesia, setelah sebelumnya Selamat Hari Santri menjadi trending topic di dunia maya,” ujar panitia pameran Santri Nusantara Ubaidillah, Lc.
Ribuan akun Twitter menampilkan ekspresi ucapan Selamat Hari Santri, dengan pelbagai kreasi. #LukisanSantri, ujar Ubaid, berusaha menampilkan pesan bahwa pesantren tidak hanya bergerak dalam dunia pendidikan, akan tetapi juga memiliki khazanah kesenian dan pengetahuan yang luar biasa.
“Pameran lukisan santri ini menjadi bagian dari upaya untuk menampikan khazanah pesantren kepada publik, agar mengetahui kekayaan seni dan tradisi pesantren. Karya-karya lukisan pesantren sungguh luar biasa, dengan keindahan yang khas,” terang Ubaid.
Dari pantauan media, netizen yang mengucapkan Selamat Hari santri seraya menyertakan #LukisanSantri, semakin ramai. Selain itu, video-video selfie dari netizen, sudah ramai ditampilkan dengan traffic share yang terus meningkat
NU Gallery bekerjasama dengan Koordinator Nasional (Kornas) Kirab Hari Santri Nasional, berusaha menampilkan khazanah kesenian pesantren di ruang publik. Selama ini, pesantren hanya dikenal sebagai institusi pendidikan.
Kekayaan kebudayaan, kesenian, dan pelbagai khazanah pengetahuan tidak banyak diketahui. Padahal, beberapa kiai dan santri banyak menulis puisi, tembang hingga produktif menghasilkan karya lukisan.