REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Ribuan santri dari 165 pondok pesantren di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (22/10) melakukan kirab di kota setempat untuk memperingati Hari Santri Nasional (HSN). Mereka berkumpul di alun-alun Temanggung, kemudian melakukan kirab mengelilingi kota dengan naik ratusan mobil bak terbuka yang sebagian mobil tersebut dihias.
Ketua Panitia Penyelenggara HSN Kabupaten Temanggung, Arif Zamzami mengatakan peringatan hari santri mengusung semangat resolusi jihad. Ia mengatakan para santri harus selalu bersedia untuk melakukan jihad. Bila dahulu jihad dilakukan dengan berperang mempertahankan NKRI, maka jihad sekarang harus dimaknai dengan jihad memberantas kebodohan, kemiskinan, dan kemalasan.
"Jihad tidak boleh dimaknai dengan kekerasan atau terorisme. Perjuangan di jalan Allah bisa dilakukan dengan berbagai cara selain dengan kekerasan. Pendiri Nahdlatul Ulama, Kiai Hasyim As'ari tentu menginginkan para santri mengamalkan ajaran Islam sebagai agama penuh welas asih dan rahmat bagi seluruh alam," ujarnya.
Bupati Temanggung Bambang Sukarno mengatakan, hari santri ini merupakan momentum yang baik bagi kalangan santri. Yaitu agar pesantren menjadi lembaga pendidikan alternatif untuk menciptakan SDM unggul yang berintelektual tinggi dan Islami.
Ketua MUI Temanggung Yakub Mubarok menjelaskan santri dan pesantren merupakan satu kesatuan yang merupakan bagian kecil dari NU. Menurutnya, banyak muncul orang-orang berpengaruh di Indonesia seperti politisi, ilmuwan, agamawan yang dibesarkan di lingkungan pesantren. "Kami harapkan santri, pesantren bersama pemerintah daerah dapat bersatu dan bekerja sama memajukan Temanggung," ujarnya.