REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyarankan kepada pemerintah agar pelaksanaan shalat Istisqa Nasional diselenggarakan pemerintah pada Ahad (1/11) mendatang sesuai dengan sunnah pelaksanaan shalat Istisqa.
"Istisqa sebaiknya diawali dengan menjalankan puasa tiga hari, kalau diadakan hari Jumat sunah belum terpenuhi," kata Wakil Ketua MUI Yunahar Ilyas kepada Republika.co.id, Rabu (28/10).
Kendati telah dipaparkan alasan pemilihan tanggal tersebut, pemerintah tetap akan melaksanakan shalat Istisqa nasional sesuai rencana awal, yakni Jumat (30/10) besok.
Menurut Yunahar, MUI juga menyarankan pemerintah agar shalat Istisqa nasional dilakukan di lapangan Parkir Timur Senayan. Sesuai sunnah, shalat Istisqa sebaiknya dilakukan di tempat yang lebih luas agar banyak warga masyarakat yang bisa ikut serta.
Namun, kata Yunahar, pemerintah akhirnya memutuskan pelaksanakan shalat Istisqa di masjid yang terletak di Kompleks Istana Negara, yakni Baitul Rahim.
"Semakin banyak yang ikut shalat Istisqa kan semakin baik, kalau di masjid daya tampungnya tidak banyak," kata Yunahar.
Meski demikian, menurut Yunahar, keputusan tetap berada ditangan pemerintah. MUI hanya bertugas mengimbau masyarakat bukan sebagai penyelenggara.