Rabu 28 Oct 2015 11:10 WIB

Ini Sunah Pelaksanaan Shalat Istisqa

Rep: c16/ Red: Andi Nur Aminah
 Ratusan warga bersama pegawai negeri sipil (PNS) dan pelajar melaksanakan shalat istisqa (shalat minta hujan) di halaman kantor Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) di Jalan Kapten A Rivai, Selasa (15/9).   (Republika/Maspril Aries)
Foto: Republika/ Maspril Aries
Ratusan warga bersama pegawai negeri sipil (PNS) dan pelajar melaksanakan shalat istisqa (shalat minta hujan) di halaman kantor Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) di Jalan Kapten A Rivai, Selasa (15/9). (Republika/Maspril Aries)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia(MUI) Yunahar Ilyas mengatakan sebelum melaksaan shalat Istisqa atau shalat minta hujan sebaiknya terlebih dulu memenuhi beberapa syarat  dan sunah Rasulullah. Menurut Yunahar syarat untuk melakukan shalat Istisqa harus diawali dengan pertaubatan terlebih dahulu. 

"Untuk melaksanakan Istisqa kita harus benar-benar tulus bertaubat atas kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat selama ini," kata Yunahar kepada Republika.co.id, Rabu (24/10).

 Lebih jauh Yunahar menyebutkan, shalat Istisqa sebaiknya diawali dengan menjalankan puasa tiga hari. Setelah itu, disunahkan pula untuk banyak bersedekah dan menghadirkan orang-orang miskin serta anak yatim.

Yunahar juga menyebutkan shalat Istisqa dianjurkan untuk menghadirkan hewan ternak. Karena, selain manusia, musim kemarau juga berdampak kepada makhluk hidup lainnya seperti hewan ternak.

Selain itu, Shalat Istisqa disunahkan dilakukan dengan penuh kesederhanaan dengan mengenakan pakaian sederhana serta tidak diadakan di bangunan elit. Pelaksaan shalat Istisqa sebaiknya dilakukan di lahan terbuka seperti lapangan. "Sunnahnya tidak di masjid kecil, di tempat elit, bahkan dianjurkan untuk berpakaian sederhana," kata Yunahar.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement