REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mengonfirmasi rencana pengiriman pasukan khusus terbatas ke Suriah untuk memerangi pemberontak Negara Islam Irak dan Suriah, Jumat (30/10). Puluhan tentara itu akan dikirimkan sebagai penasehat militer untuk kelompok oposisi.
Washington mengungkapkan, mereka akan menerjunkan kurang dari 50 tentara ke utara Suriah dalam beberapa pekan mendatang. "Mereka tidak akan diturunkan untuk pertempuran langsung di garda terdepan," ujarnya.
Pengumuman itu disampaikan di tengah-tengah pertemuan sejumlah negara penting seperti AS, Rusia, Saudi dan Iran untuk pembahasan konflik Suriah di Wina. Pertemuan ini terbilang penting untuk menengahi perbedaan antara blok AS dan Rusia yang sama-sama menggelar operasi udara di Suriah.
Pejabat AA mengungkapkan, kontingen pasukan khusus ini akan bekerja dengan kelompok moderat untuk melawan ISIS. Sehingga tidak bisa disebut sebagai misi pertempuran. "Presiden telah secara jelas mengatakan, tidak ada solusi militer untuk menyelesaikan masalah di Suriah dan Irak," ujar juru bicara Gedung Putih Josh Earnest di Washington.
Earnest mengungkapkan pasukan khusus ini bertugas untuk melatih memberikan nasihat dan membantu kelompok lokal. Keputusan AS diambil sebulan setelah Rusia menggelar operasi udara untuk membela Presiden Suriah Bashar al-Assad yang telah menjadi musuh Barat dan negara-negara Arab.