REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operator turnamen Piala Jenderal Sudirman, Mahaka Sports and Entertainment meminta agar para pemain mengerti kondisi sepak bola Indonesia saat ini. Tidak hanya itu Mahaka Sports and Entertainment juga sudah memberikan yang terbaik untuk mengisi kekosongan kompetisi.
Hal itu disampaikan setelah Asosiasi Pemian Profesional Indonesia meminta Mahaka Sports and Entertainment memperhatikan nasib para pemain. Terutama terkait kontrak pemain yang tidak jelas.
Sebelumnya, APPI meminta promotor Turnamen Piala Presiden itu untuk menerapkan standard minimum kontrak, dan juga asuransi. Sebab selama ini menurut APPI, banyak pemain yang dibayar per pertandingan, sementara lainnya per bulan. Penanganan untuk pemain yang cedera disebut juga tidak maksimal.
CEO Mahaka Sports and Entertainment mengakui adanya permintaan itu. Namun, Hasani juga meminta agar APPI mengerti dengan kondisi klub ini. Tidak adanya komnpetisi jelas mmebuat klub sangat berat untuk mengontrak para pemain seperti saat ada kompetisi.
Disebutnya, tidak adanya kompetisi membuat pemasukkan klub berkurang drastis, bahkan sampai tidak ada pemasukkan sama sekali. Sementara turnamen hanya berlangsung dalam jangka pendek, satu sampai dua bulan saja. Artinya klub tidak mungkin mengontrak pemain dengan durasi satu musim atau setengah musim.
"Kecuali setelah turnamen ada kompetisi, maka kontrak pemain juga bisa berlaku normal. Karena klub juga memiliki kepastian adanya pemasukkan dari kompetisi," kata Hasani saat dihubungi melalui seluler, Rabu (4/11).
Sementara Mahaka Sports and Entertainment hadir untuk mengisi kekosongan di tengah-tengah vakumnya kompetisi, agar pemain dan klub tidak menganggur. Kemudian setelah kompetisi hadir kembali, Mahaka Sports and Entertainment sudah tidak memiliki wewenang lagi untuk menggulirkan turnamen.
Maka dengan demikian, jika APPI menuntut pihaknya untuk menerapkan standar seperti liga maka itu salah alamat. "Saya harap APPI mengerti dengan situasi sulit sepak bola kita ini," kata Hasani.