REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan program simpanan pelajar (simpel) yang diluncurkan pada Juni 2015 sejauh ini sudah menembus angka 170 ribu rekening di seluruh Indonesia atau jauh melebihi target awal yang hanya 100 ribu rekening.
Deputi Direktur Direktorat Pengembangan Inklusi Keuangan OJK, Edwin Nurhadi di Makassar, Rabu, mengatakan jumlah ini akan terus bertambah melihat respon dan dukungan seluruh pihak dalam menyukseskan program tersebut.
"Target awal kita diawal yakni 100 ribu tahun ini, namun dari perkembangannya hingga kini sudah mencapai 170 ribu atau sudah lewat (melebihi target) baik yang konvensional dan syariah," jelasnya.
Untuk mendukung program "Simpel" ini, kata dia, memang melibakan puluhan bank yang ada di seluruh Indonesia. Pihaknya juga optimistis program ini akan lebih maksimal karena memiliki keistimewaan dan daya tarik untuk membuka rekening.
Daya tarik yang ditawarkan program Simpel ini seperti setiap siswa bisa menggunakan namanya sendiri dalam pembukaan rekening meski tidak memiliki kartu tanda penduduk(KTP).
Produk tabungan ini, kata dia, juga dipastikan lebih murah karena setiap anak hanya dibebankan membayar Rp 5.000 untuk bank konvensional dan Rp 1.000 untuk bank syariah.
Kemudahan atau daya tarik lain yakni fiturnya yang lebih menarik. Bahkan nasabah bisa dalam bentuk ATM yakni mana foto selfi si anak bisa tercantum dalam kartu ATM para siswa.
"Soal dana setoran, mana ada bank yang mau dengan Rp 1.000 sebagai dana awal. Inilah yang membuat respon masyarakat atau anak terhadap program Simpel ini begitu tinggi,"katanya.
Terkait program tabungan siswa Simpel/SimpeliB, kata dia, memang telah diluncurkan secara resmi pada tanggal 14 Juni 2015 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Program Simpel ini merupakan salah satu bentuk dukungan OJK bersama industri perbankan dalam membangkitkan kembali kampanye budaya menabung bagi pelajar sejak dini.
Melalui Program Simpel ini, menurut dia, maka diharapkan para pelajar sebagai generasi penerus bangsa untuk lebih semangat dan termotivasi untuk bisa menabung. Kegiatan ini juga diharapkan membuat anak bisa menjadikan menabung sebagai kebutuhan dan gaya hidup untuk masa depan mereka kedepan.
Budaya menabung sejak dini, lanjut dia, memang sudah sepatutnya menjadi perhatian bagi orang tua atau anak itu sendiri. Sebab dengan itu membuat anak bisa lebih belajar untuk berhemat dan bisa bersikap bijak ketika mendapatkan uang dari para orang tuanya.
"Anak juga tidak harus datang sendiri ke bank karena bisa dibantu pihak sekolah masing-masing. Buku tabungan ini juga bisa digunakan untuk pencairan bantuan dana Indonesia Pintar yang masuk program presiden," ujarnya