Oleh: Muhbib Abdul Wahab
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semua manusia pasti ingin hidup bahagia. Hanya saja tidak semua orang memahami hakikat hidup bahagia. Ada yang memaknainya sekadar hidup senang: sandang, pangan, dan papan berkecukupan atau banyak uang.
Ada pula yang mengartikannya hidup damai: bersosial, bekerja sama, tidak menyakiti dan membuat konflik dalam masyarakat. Islam memberikan resep bahagia tidak hanya fi ad-dunya hasanah wa fi al-akhirati hasanah, tetapi juga terbebas dari siksa neraka.
Makna bahagia yang terangkum dalam doa "sapu jagat" itu menunjukkan bahwa bahagia itu berdimensi fisik-material dan mental-spiritual, serta berjangka pendek dan panjang.
Hakikat hidup bahagia, menurut Syekh Habib Al-Kazhimi, adalah memperoleh ridha Allah SWT dengan memahami dan mewujudkan tujuan penciptaan dan eksistensi manusia di dunia ini, yaitu beribadah kepada-Nya dalam arti luas.