Jumat 27 Nov 2015 19:20 WIB

Sudirman Said: Pembelian Saham Newmont Murni Bisnis

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Menteri ESDM Sudirman Said memberikan keterangan pers terkait pembangunan kilang minyak di Gedung Ditjen Kelistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (27/11).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri ESDM Sudirman Said memberikan keterangan pers terkait pembangunan kilang minyak di Gedung Ditjen Kelistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (27/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pembelian 76 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara oleh Arifin Panigoro melalui Medco Energi Internasional Tbk dinilai tidak menyalahi aturan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menjelaskan, baik pihak Newmont maupun pemegang saham baru telah berkomunikasi dengan Kementerian ESDM.

Meski begitu, mengenai rincian pembelian, Sudirman menyebut hak itu murni bisnis di antara keduanya. Artinya, pemerintah tidak ada kepentingan untuk mencampurinya.

"Karena mereka harus komunikasikan, tapi kalau detilnya itu urusan B to B (business to business). Tapi kita menjaga supaya seluruh aturannya dipenuhi, menurut saya ngga ada yang luar biasa," ujar Sudirman, Jumat (27/11).

Sudirman mengakui bahwa pembicaraan mengenai rencana pembelian saham Newmont ini sudah ada sejak tiga bulan hingga 4 bulan yang lalu. Namun, Sudirman mengaku tidak tahu mengenai berapa jumlah saham Newmont yang akan diambil alih oleh Panigoro.

"Saya tidak tahu berapa persen. Itu kan urusan B to B. Nanti kalau seluruh aspek regulasi dipenuhi kita nggak boleh ikut campur," kata Sudirman.

Sudirman juga menegaskan bahwa rencana ini masih dalam pembahasan, sehingga tidak ada yang perlu dipermasalahkan.

Diberitakan sebelumnya, PT Medco Energi Internasional Tbk akan mengambil alih 76 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) di Lapangan Batu Hijau, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Presiden Direktur Medco Energi Internasional Tbk Arifin Panigoro telah mendatangi kantor Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli di Jakarta untuk melaporkan rencana pengambilalihan saham, termasuk pembangunan smelter.

"Intinya, karena Menko Rizal Ramli membawahi pertambangan, saya lapor. Kami niat dari jauh melakukan pembicaraan dengan penjual, yaitu Newmont, bahwa kami segera masuk," kata Arifin.

Menurut Arifin, nilai transaksi pengambilalihan saham Newmont itu mencapai sekitar 2,2 miliar dolar AS atau setara Rp 30,1 triliun dengan kurs Rp 13.678 per dolar AS. Pihaknya, kata Arifin, telah meneken nota kesepahaman (MoU) dengan PTNNT terkait pengambilalihan saham dan berharap transaksi bisa dilakukan pada akhir 2015. "Kami sudah tanda tangan, makanya buru-buru saya lapor kepada beliau (Rizal) karena kita butuh sebelum akhir tahun," ujarnya. (Baca juga: Pembelian Saham Newmont tak Bisa Murni Bisnis)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement