REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyambut baik keputusan International Monetary Fund (IMF) menjadikan mata uang Cina, yuan, sebagai mata uang internasional. Menurut Agus, keputusan ini berdampak positif bagi kinerja ekspor impor Indonesia, khususnya dengan Cina.
Agus mengatakan Indonesia memiliki volume perdagangan yang besar dengan Cina. Nilai impor Indonesia ke Cina bisa mencapai 30 miliar dolar AS. Sedangkan ekspor ke Cina 15 miliar dolar AS.
"Kegiatan ekspor impor bisa menggunakan mata uang renminbi atau yuan semakin dapat diwujudkan. Untuk Indonesia tentu baik," kata Agus di Jakarta, Selasa (1/12).
Meski begitu, tambah Agus, untuk mewujdukan perdagangan dengan menggunakan yuan tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Perlu sosialisasi yang baik oleh otoritas di Cina yang bertanggung jawab terhadap yuan. (Baca: IMF Setujui Yuan Jadi Mata Uang Global)
Agus menambahkan, dengan masuknya yuan ke dalam Special Drawing Rights (SDR), negara-negara di dunia memiliki banyak pilihan mata uang yang bisa digunakan untuk bertransaksi ataupun investasi. "Secara umum, kita sambut baik masuknya yuan ke dalam SDR. Apalagi, kita selama ini juga sudah memasukkan yuan ke dalam cadangan devisa," ujar Agus.